Berita Luar Negeri
AS Berencana Pensiunkan Jet Tempur F-22 Raptor, Ini Alasan dan Calon Penggantinya
Jet tempur F-22 Raptor dalam dua dekade terakhir telah menjadi andalan Angkatan Udara AS
AS Berencana Pensiunkan Jet Tempur F-22 Raptor, Ini Alasan dan Calon Penggantinya
SERAMBINEWS.COM - Amerika Serikat menyadari pentingnya kebutuhan militer di masa depan.
Makanya Negeri Paman Sam terus memperbaharui persenjataan untuk menjaga kepentingannya dan sekutunya.
Bahkan jet tempur tercanggih pun perlu diperbaharui demi menghadapi musuhnya yang terus berkembang.
Jet tempur F-22 Raptor dalam dua dekade terakhir telah menjadi andalan Angkatan Udara AS.
Sayangnya, sejumlah masalah membuat militer AS berencana mempensiunkan jet tempur keluaran Lockheed Martin ini.
Baca juga: Mesir Borong 30 Jet Tempur Rafale dari Prancis
Dilansir dari Sputnik News, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara AS Letnan Jenderal Clinton Hinote mengatakan, peran F-22 Raptor akan digantikan oleh jenis pesawat baru, drone, atau pesawat tak berawak yang kini sedang dikembangkan di bawah program Next Generation Air Dominance (NGAD).
Namun Hinote menekankan bahwa penggantian armada F-22 tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Jet tempur andalan ini mungkin akan diganti pada era 2030-an mendatang.

Jet tempur F-22 Raptor karya Lockheed Martin yang digunakan AS saat ini merupakan pesawat generasi kelima yang melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1997 dan mulai diperkenalkan pada tahun 2005.
Di era 2030-an mendatang, pesawat ini akan memasuki usia 40-an yang jelas cukup renta untuk sebuah pesawat tempur.
Bagi Angkatan Udara AS, pesawat di usia itu sudah tidak mampu lagi memberikan kinerja optimal.
Baca juga: Uji Coba Rudal Pencegat Baru Sukses, Rusia Siap Rontokkan Misil Balistik Musuh
"Pada 2030-an, pesawat itu akan berusia 40-an, dan itu tidak akan menjadi alat yang tepat untuk pekerjaan itu, terutama ketika kita berbicara tentang membela teman-teman kita seperti Taiwan dan Jepang dan Filipina melawan ancaman China yang tumbuh dan berkembang," ungkap Letjen Hinote dalam wawancaranya dengan Defense News.
Biaya operasional tinggi hingga performa yang tidak maksimal
Hinote mengatakan, jumlah F-22 yang kecil, biaya operasi yang tinggi, hingga kemampuan pertahanan udara musuh yang semakin maju membuat sang Raptor akan sulit bertahan.
Sebagai gambaran, biaya operasional F-22 dengan usia rata-rata 12 tahun adalah sebesar US $ 678 juta.