Kupi Beungoh

Moustapha Akad, Ertugrul, dan Cut Nyak Dhien: Tentang Wajah Asli Yang Sering Terabaikan (II)

Tema besar Ertugrul yang ditampilkan oleh Mehmet Bozdag memang sangat berlawanan dengan mayoritas penampilan Islam versi media barat

Editor: Amirullah
TRT World and Agencies
Sebuah terobosan seri Ottoman Dirili? (Resurrection), yang bercerita tentang kisah asli kehidupan nyata dari Kekaisaran Ottoman, langsung menjadi hit ketika pertama kali diluncurkan pada akhir 2014. 

Tidak kurang, kecanduan Ertugrul dari cucu mantan presiden dan bapak bangsa Afrika Selatan, juga turut meramaikan pemberitaan serial itu.

Baca juga: Presiden Suriah, Bashar Al-Assad Menang Telak, Pimpin Lagi Negeri dengan Konflik Terlama di Arab

Wajah Islam Sejati

Tema besar Ertugrul yang ditampilkan oleh Mehmet Bozdag memang sangat berlawanan dengan mayoritas penampilan Islam versi media barat selama ini sering ditampilkan sebagai berwajah barbar.

Bozdag yang berlatar pendidikan dan keahlian sosiologi menampilkan fondasi imperium dan Dinasti Ottoman dengan wajah Islam sejati.

Buyut Osman I, Sulaiman Syah dan Hayme Hatun ditampilkan bagaimana mereka mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai keadilan, cinta damai, inklusif, menghargai perbedaan, mempraktekkan meritokrasi, menghargai  pengetahuan yang kesemuanya  merupakan nilai-nilai kehidupan universal yang dicintai ummat manusia.

Untuk menjamin tegaknyva nilai-nilai itu Ertugrul dan saudaranya juga ditanamkan sifat-sifat keluhuran budi pekerti, kesatria, dan penyayang terhadap mereka yang tertindas, walau berlainan agama sekalipun.

Semua nilai-nilai itu dikontraskan dengan kebiadaban tiga kekuatan besar masa itu; Romawi Timur Byzantium, Kesatria Salib, dan air bah bangsa Mongol.

Baca juga: Sosok Penyair dalam Film Tjoet Nja Dhien, Simbol Pembawa Pesan atau Kisah

Suku-suku Oghuz Turki yang tersebar di seluruh kawasan Anatolia yang pada masa itu di bawah Dinasti Seljuk berada dalam ancaman yang konstan dari ketiga kekuatan.

Ketakutan dan ancaman itu menjadi harapan, dan bahkan kemudian menjadi kenyataan ketika Ertugrul tampil sebagai juru selamat dan pemersatu suku-suku itu.  

Kelicikan musuh, korupsi besar-besaran elite Seljuk di Ibu Kota- Konya, kerja sama petinggi kerajaan dengan para panglima Mongol, dan pengkhianatan para “cuak” yang cukup banyak diantara sesama suku Turki adalah tantangan terbesar Ertugrul.

Keputusan penguasa Seljuk, Sultan Alâeddin Keykûbad menghargai kesetiaan dan kecerdasan Ertugrul dengan memberikannya kekuasaan penuh terhadap kawasan Sogut- hari ini Provinsi Bilecik, Turki, menjadi tantangan yang sangat besar kepada Ertugrul, suku Kayi, dan suku-suku Turki lain yang berdekatan dengan mereka.

Di sebalik kebaikan Sultan Alâeddin, Sogut dijadikan daerah penyangga Seljuk untuk membendung super power Bizantium Kristen di bawah kepemimpinan Ertugrul.

Baca juga: Baru Bisa Dimulai Juli 2021, Simak! Ini Cara Pemutakhiran Data PNS Mandiri Pakai Aplikasi My SAPK

Peran Ekonomi dan Perdagangan

Bozdag dengan sangat apik menempatkan perdagangan di Sogut sebagai jantung ekonomi, tidak hanya untuk kemaslahatan ummat, tetapi juga bagi siapapun, terlepas dari latar suku, agama, atau bangsa.

Ertugrul digambarkan memeragakan bagaimana uang yang tidak “beragama” dengan sistem pasar bebas yang terkontrol dengan sangat baik, memberikan keuntungan luar biasa kepada penyebaran agama Islam dan kelahiran Ottoman.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved