Kupi Beungoh
Moustapha Akad, Ertugrul, dan Cut Nyak Dhien: Tentang Wajah Asli Yang Sering Terabaikan (II)
Tema besar Ertugrul yang ditampilkan oleh Mehmet Bozdag memang sangat berlawanan dengan mayoritas penampilan Islam versi media barat
Pedagang dari berbagai bangsa, utamanya Yunani dan Italia datang ke Sogut dan bahkan mereka dapat menjalankan kepercayaannya dengan baik di Gereja Sogut yang dijamin oleh Ertugrul.
Kecuali ketaatannya kepada Khalik, Ertugrul bukanlah seorang yang menguasai agama dengan baik.
Bozdag menampilkan Osman Soykut sebagai Ibnu Arabi yang berangkat dari Andalusia dan berkelana di seantero Seljuk yang kemudian menjadi guru spritual Ertugrul, terutama dalam masa-masa kritis.
Apa yang dilakukan oleh Ertugrul dalam berjuang di dalam teks film itu disebut dengan path of Islam- jalan Islami.
Jalan Islami Ertugrul itu sangat banyak, mulai dari mengalahkan kesatria Salib, memerangi tentara Mongol, menjadikan orang Yunani Kristen sebagai kerani bazarnya, menghukum bawahannya adik dan bawahannya yang indisipliner.
Ia juga menghukum pedagang Islam yang curang, menghargai imuwan pedagang dan pengrajin, menghargai dan melindungi orang cacat yang kemudian ternyata musuh besarnya.
Ia tak segan menghukum musuhnya yang kejam dan licik, petinggi Seljuk yang “cuak” dan jahat, dan bahkan sejumlah tokoh suku-suku Turki yang keji dan tamak, dengan hukuman pancung.
Ia menegakkan kebenaran, mempersatukan suku-suku nomad Turki menjadi sebuah entitas baru yang solid.
Fondasi entitas Turki Anatolia yang ia bangun kemudian dilanjutkan oleh anaknya Osman-dikenal sebagai Osman I, yang kemudian mendirikan kerajaan baru yang berevolusi menjadi imperium Islam raksasa, dinasti Ottoman yang berumur 600 tahun lebih.
Kita tidak tahu kenapa banyak pihak, bahkan dari banyak tokoh dan negara Islam sendiri yang tidak senang dengan serial Dirilis Ertugrul.
Yang pasti serial itu telah menjadi sebuah kontra naratif terhadap potera Islam yang selama ini telah berbiak hebat dalam budaya populer global.
Apa yang ditampilkan dalam serial itu layaknya sebuah film tentu saja telah mengalami bebagai polesan, baik dengan “mengadakan” atau “meniadakan” keping sejarah yang pernah ada.
Dan itu ditegaskan dalam setiap episode serial, ketika disebutkan basis serial itu adalah “inspirasi” sejarah negara kami-Turki.
Semangat Cut Nyak Dhien
Kalau Moustapha Akkad, Mehmed Bozdag, dan Metin Gunay telah mampu mempersembahkan tentang wajah asli islam,-the Mesage, dan wajah asli imperium Islam- Ertugrul kepada pemirsa kedua kisah itu, bagaimana dengan Cut Nyak Dhien kita?