Berita Aceh Singkil
Masjid Baiturrahim, Masjid Tertua Peninggalan Sang Datuk Singkil
Masjid Baiturrahim ini merupakan masjid tertua di Aceh Singkil, yang didirikan oleh Abdurrauf, Datuk Singkil.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Taufik Hidayat
Di masa kolonial Belanda, masjid juga berfungsi sebagai menjadi benteng pendangkalan aqidah oleh misionaris. Pemberi spirit dalam melepaskan diri dari kebodohan, kemiskinan dan ketidak adilan.
Bahkan secara diam-diam digunakan mengatur strategi melawan penjajah.
Pada tahun 1953 pascakemerdekaan ukuranya diperluas dari 17x17 meter, menjadi 20x30 meter. Masjid ini terus eksis sesuai perkembangan jaman.
Begitu pun ketika tahun 1999 Aceh Singkil mekar dari Aceh Selatan, Baiturrahim didapuk jadi masjid kabupaten.
Sayangnya bangunan berarsitektur klasik tersebut, mengalami rusak berat akibat gempa dan gelombang besar (tsunami) Aceh-Nias 28 Maret 2005.
Di tengah kesulitan masa rekontruksi, warga sepakat merehab masjid yang rusak agar bisa dipergunakan. Disaat bersamaan direncanakan membangun masjid baru mengganti yang rusak berukuran 37x37 meter.
Posisinya di belakang masjid lama. Pelan namun pasti setahap demi setahap masjid baru terus dibangun hingga aktifitas beribadah termasuk shalat Jumat, bisa dilakukan.
Baca juga: Pemko akan Sulap Peunayong Jadi Taman Bermain, Gedung Parkir, dan Wisata Kuliner, Ini Desainnya
Baca juga: Nurzahri jadi Juru Bicara Partai Aceh: Akun Facebooknya Dialihkan Jadi Corong Partai
Baca juga: Terlihat Makin Bahagia dan Cantik, Netizen Puji Penampilan Larissa Chou yang Kekinian
Sumber air untuk masjid Baiturrahim yang baru, tetap menggunakan sumur bor buatan jaman belanda.
Sehingga bangunan masjid boleh modern namun tetap merupakan bagian dari rangkain sejarah lahirnya Singkil masa kini.
Sayang posisi sumur bor yang airnya keluar tanpa bantuan mesin itu, berada di luar pagar, bahkan sangat dekat dengan badan jalan.
Kondisi itu dikhawatir keberadaan sumur bersejarah tak terjaga. Apalagi pagar yang mengeliling sumur tinggal tiang saja.(*)