Internasional
Ratusan Migran Dikhawatirkan Tewas, Kapal Bertabrakan dan Karam di Perairan Yaman
Ratusan migran Afrika dikhawatirkan tewas setelah kapal karam di provinsi barat Lahj di Yaman pada Senin (14/6/2021).
SERAMBINEWS.COM, AL-MUKALLA - Ratusan migran Afrika dikhawatirkan tewas setelah kapal karam di provinsi barat Lahj di Yaman pada Senin (14/6/2021).
Seorang pejabat pemerintah kepada Arab News, Selasa (15/6/2021) mengatakan para nelayan di Ras Alara di Lahj menemukan 25 mayat dan lebih banyak lagi yang belum ditemukan.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, tetapi nelayan setempat memberi tahu kami bahwa mereka menemukan 25 mayat migran dari laut," kata pejabat itu.
Seorang petugas penjaga pantai mengatakan lebih dari 300 orang tewas dan penduduk setempat buru-buru menguburkan beberapa mayat.
Baca juga: Warga Tunisia Hormati Migran Tenggelam, Makamkan Secara Islami dan Bermartabat
Surat kabar Al-Ayyam yang berbasis di Aden melaporkan para nelayan di Ras Alara melihat mayat sekitar 150 migran yang tenggelam.
Setelah kapal mereka bertabrakan dengan sebuah kapal lainnya.
Dia menambahkan kapal, yang membawa sekitar 400 migran, sedang menuju pantai Yaman dari Tanduk Afrika dan empat orang Yaman termasuk di antara yang tewas.
Dalam sebuah pesan yang diposting di Twitter, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), badan migrasi PBB, mengatakan telah diberitahu tentang insiden tersebut, tanpa memberikan jumlah korban tewas.
Ribuan migran Afrika terus tiba di Yaman setiap tahun meskipun perang berkecamuk dan pandemi virus Corona.
Seiring dengan pantai di rovinsi selatan Shabwa, Ras Alara adalah titik kedatangan utama bagi para migran Afrika.
Baca juga: Tragedi Tenggelamnya Kapal Migran Kembali Terjadi di Libya, Seorang Wanita dan Anak Tenggelam
Mereka menggunakan negara itu sebagai titik transit sebelum menuju Arab Saudi.
Pada Maret 2021, puluhan migran Afrika terbakar sampai mati.
Akibat kebakaran yang dimulai oleh milisi Houthi di sebuah pusat penahanan yang penuh sesak di Sanaa.
Milisi kemudian menangkap ratusan migran dan mendeportasi mereka ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah di Yaman selatan.
IOM mengatakan ratusan keluarga Yaman terpaksa meninggalkan rumah sejak Januari 2021.