Konservasi
Pengoperasian ‘Cangkul Padang’ di Danau Laut Tawar Ancam Kelestarian Ikan Depik
Banyak warga bertanya apakah alat tangkap ini boleh dioperasikan? Apalagi targetnya adalah ikan endemik Danau Laut Tawar, yaitu ikan depik.
Penulis: Taufik Hidayat | Editor: Taufik Hidayat
Cangkul Padang ini sudah berkembang dengan pesatnya sehingga terjadi persaingan antara nelayan jaring dan dedesen dan ke depan dikhawatirkan akan terjadi konflik antarnelayan.
Pelarangan terhadap Cangkul Padang perlu dilakukan namun dengan memperhatikan beberapa kepentingan termasuk pendapatan masyarakat pemakai alat ini dan rentannya terjadi konflik antara nelayan tersebut dan pemangku kepentingan.
Baca juga: Ular Piton Sepanjang 5 Meter Diamankan Seorang Pria di Rumah Mertuanya, Ini Kronologinya
Baca juga: YouTuber Muda Aceh Utara Bantu Sepeda Motor ke Janda Miskin Dewantara, Ini Penghasilannya
Baca juga: Realisasi KUR di Aceh 3 Terendah di Sumatera, Jatah Rp 1,4 Triliun, Baru Terealisasi Rp 727,7 Miliar
Akbar mengatakan, secara ekobiologi, ikan yang tertangkap menggunakan Alat Penangkapan Ikan (API) Bagan di Danau Laut Tawar berdasarkan survey Dinas Perikanan Kabupaten Aceh Tengah langsung ke beberapa bagan, menunjukan bahwa ikan yang tertangkap dengan ukuran terkecil 5,47 mm dan terbesar dengan ukuran 121,27 mm dengan sebaran ukuran penangkapan terbesar di 79,32 mm dengan komposisi 33% dari total penangkapan ikan depik.
Penangkapan Ikan Depik menggunakan bagan dengan ukuran 5/8 inchi ukuran yang tertangkap relatif lebih besar daripada bagan dengan ukuran jaring lebih kecil.
Ukuran jaring masyarakat menggunakan istilah ukuran sarlon (kelambu), ikan yang tertangkap dominan 34,46 mm dengan kisaran 22,8 sampai dengan 57,61 mm.
Ukuran ikan R tawarensis jantan pertama kali matang gonad yaitu 73.5 mm, sedangkan ikan R tawarensis betina antara 82.5 mm. sehingga secara kajian populasi ikan, penggunaan Cangkul Padang ini sangat mengancam pertumbuhan dan peremajaan ikan depik yang berlangsung secara musiman.
Baca juga: Disetujui Mantan Suami, Larissa Chou akan Bawa Pergi Putranya dari Pondok Pesantren Az-Zikra
Baca juga: 3 Nelayan Aceh Utara yang Tolong Warga Rohingya di Tengah Laut Dihukum 5 Tahun Penjara
Baca juga: Dewan Bisnis Arab Saudi dan China Bahas Kerjasama Perdagangan, Riyadh Siap Fasilitasi Investor Asing
Berdasarkan Code of Conduct for Responsible Fisheries FAO (1995) dan secara teknis perikanan, penangkapan ikan menggunakan Cangkul Padang di perairan tertutup seperti danau, bisa menyebabkan beberapa masalah.
Di antaranya, alat tangkap bagan tidak selektif karena dalam operasinya menangkap ikan dari ukuran kecil sampai dengan besar, jenis yang ditangkap lebih dari 3 jenis, tingginya frekuensi penangkapan menyebabkan kapasitas tangkap berlebih, banyaknya ukuran ikan kecil yang tertangkap terutama ikan depik yang ukuran tangkap alat bagan dibawah 6 cm menyebabkan ikan depik tidak ada kesempatan untuk bertelur sehingga dikhawatirkan ikan ini akan punah akibat menggunakan kantong ukuran jaring dibawah 5/8.
Ukuran ikan depik yang tertangkap relatif kecil, akan menyebabkan produksi menurun. Padahal, seharusnya ikan dapat mencapai ukuran maksimal sehingga mencapai produksi maksimal.
Kemudian, terjadi rasio biaya/harga terlalu besar atau jumlah input yang dibutuhkan lebih besar daripada jumlah input yang dibutuhkan untuk produksi pada tingkat rente ekonomi maksimum.
Dimana nelayan akan menghadapi penurunan hasil tangkapan, sehingga memicu kerusakan ekosistem secara keseluruhan.
Pertanyaan yang muncul berikutnya apa masalah yang ditimbulkan oleh cangkul padang ini?
Menurut Akbar, saat ini sudah timbul prokontra di tengah masyakat tentang alat tangkap ini. “Sehingga coba kami lakukan pedekatan secara ekonomi perikanan,” ujar Akbar.
Hasilnya, penggunaan alat tangkap cangkul padang secara massif ini telah menyebabkan tekanan terhadap sumberdaya ikan di Danau Laut Tawar, karena terjadi dua hal utama: yaitu terjadi penangkapan secara berlebihan (overfishing) baik secara ekonomi dan biologi dan terjadi kelebihan kapasitas (overcapacity). Dan imbasnya akan memperburuk kondisi perikanan terutama depik.
Sejak maraknya penggunaan Cangkul Padang, hasil tangkapan ikan depik oleh nelayan tradisional, relatif menurun akibat penggunaan mata jaring yang makin mengecil.