Internasional

Petani Irak Bukan Hanya Menghadapi Ancaman Perang, Kekeringan Ancam Hewan, Ladang dan Kehidupan

Irak, sebuah negeri yang masih dilanda perang, kembali diancam dengan krisis iklim dengan musim panas terik yang memanggang kulit tubuh.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Seorang anak laki-laki berjalan melalui ladang pertanian yang kering di daerah Saadiya, utara Diyala di Irak Timur. 

“Di satu sisi, kebutuhan akan perumahan semakin banyak, sementara di sisi lain mengolah tanah tidak lagi menciptakan pendapatan yang cukup,” katanya.

Baca juga: KTT G7 Digelar di Inggris, Bahas Krisis Iklim dan Pandemi

Alih-alih melanjutkan pekerjaan berat mereka dengan bayaran kecil, banyak petani di dekat Basra telah menjual lahan mereka, seringkali dengan harga “antara €25.000 dan €70.000 ... angka yang sangat besar bagi petani,” katanya.

"Pada tingkat ini, setiap tahun, 10 persen lahan pertanian menghilang menjadi pemukiman,” tambahnya.

Ini mempercepat eksodus pedesaan ke kota-kota besar dan kota-kota besar, menumpuk tekanan besar pada tatanan ekonomi, sosial dan lingkungan kehidupan di Irak.

Ada sedikit jeda yang terlihat, Saleh memperingatkan baru-baru ini proyeksi iklim untuk Irak terjadi kenaikan sekitar dua derajat Celsius, dan penurunan curah hujan sembilan persen pada tahun 2050.

Proyeksi lain yang mengkhawatirkan mengatakan pada pertengahan abad, populasi Irak akan berlipat ganda menjadi 80 juta orang.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved