Kupi Beungoh
Brazil, India, USA, dan Rusia Pengekspor Utama Makanan Halal, Bagaimana dengan Aceh?
Diskusi tentang halal food industry ini dibuka oleh Prof. Dr. Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB).
Saya pikir hal tersebut sangat wajar terjadi karena beberapa negara tersebut punya konsep yang jelas.
Mereka cepat membaca pasar, menangkap peluang, melakukan kajian, serta langsung menggarap dengan serius.
Tidak hanya berwacana, pemerintah negara-negara itu dengan serius membuka panggung dan membimbing para pelaku usaha, mulai dari UMKM-nya.
Karena pasar dari halal food ini bisa menembus seluruh masyarakat dunia, terutama akan mudah masuk ke negara-negara yang mayoritas muslim yang lebih cenderung membeli daripada memproduksi sendiri.
Di ASEAN saja, negara Thailand sangat agresif dan kreatif, tidak hanya product pertanian tapi juga seafood.
Thailand mengimpor salmon yang diolah menjadi stick salmon, lengkap dengan sertifikasi Halal, padahal Thailand bukanlah negara muslim.
Di tempat kita, UMKM yang agresif seakan dibiarkan berjuang sendiri.
Para pengusaha UMKM ini kesulitan mendapatkan sertifikat halal, umumnya disebabkan karena kurangnya pembinaan.
Belum lagi bicara tentang branding dan pemasaran.
Masalah lainnya yang klasik adalah finansial alias modal yang pas-pasan sehingga sangat sulit untuk bersaing di tingkat regional, apalagi internasional.
Maka, kalau kita mau berbicara komprehensif supply chain dan ingin memasuki pasar domestik – regional, apalagi internasional, saya pikir perlu uluran tangan pemerintah yang riil untuk membantu pengusaha UMKM dalam pembinaan, branding dan pemasaran, hingga bantuan finansial.
Baca juga: Ultah Ke-53, Ismail Rasyid Dapat Hadiah ‘Kapal Kontainer’ Berlogo Trans Continent dari Putrinya
Baca juga: Pengusaha Nasional, Ismail Rasyid, Saatnya Aceh Lebih Banyak Bicara Kapal Bisnis, bukan Kapal Perang
Sejauh ini saya melihat Bank Indonesia sangat concern tentang hal ini, khususnya tentang pembinaan UMKM, namun ini tidak akan banyak membantu jika tidak ditindaklanjuti oleh instansi terkait dalam implementasinya.
Perlu sinergitas semua pihak dan harus kontinue dan konsisten.
Khusus Aceh, kita sudah menang secara moral karena daerah Aceh sudah dikenal sebagai Serambi Mekkah, daerah yang religius dengan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islami.
Menurut saya, brandnya yang sudah terbentuk sejak lama ini merupakan modal besar bagi Aceh untuk menjadi icon sebagai daerah yang menghasilkan makanan halal.