Kupi Beungoh

Ekonomi Gampong Bakongan: Mitos Malas, Migran, Pasar, dan Solusi  Petani Trumon (VIII)

Kedatangan para penjajah justru mendapat pembenaran dengan tugas suci “memajukan” bangsa pribumi.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Ahmad Human Hamid, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Manfaat yang diperoleh dengan penanaman jagung oleh migran Alas sangat nyata untuk petani pemilik sawit Trumon.

Petani pemilik sawit tidak usah mengeluarkan biaya perawatan tanaman, terutama pemberantasan gulma.

Sebaliknya, petani jagung memiiki seluruh produksi jagungnya, tanpa dibebani dengan biaya sewa tanah.

Dengan produksi 5-7 ton pertahun, dan penanaman rata-rata 2-4 kali pertahun, dapatlah dibayangkan keuntungan yang diperoleh oleh kedua belah pihak.

Bagi petani pemilik, biaya pembersihan kebun tidak lagi menjadi beban sampai dengan tahun ketiga.

Bagi penggarap, dengan tidak ada kewajiban finansial apapun, usaha penanaman jagungnya terus berlanjut.

Memang, capaian hasil per hektare semakin berkurang seiring dengan semakin dekatnya sawit kepada satus TM-tanaman menghasikan, karena tutupan daun sawit yang semakin membesar terhadap gawangan-sela antar barisan- sawit.

Jika pada tahun pertama produktivitas perhektar permusim tanam 5-7 ton, begitu mencapai tahun ke tiga angka itu berobah menjadi 3-4 ton per hektare.

Baca juga: Ekonomi Gampong Bakongan: Sawit, Pemerintah Daerah, dan Inspirasi Revisi Teori Boeke (VII)

Baca juga: Mewujudkan Pusat Logistik Berikat dan Industry Processing di Aceh, Mungkinkah?

“Virus Alas” dan Solusi Trumon

Keberhasilan petani Alas yang pada awalnya mendapat lahan gratis dari petani pemilik Sawit Trumon mulai berobah dalam beberapa tahun terakhir.

Lahan sela sawit yang dahulunya gratis, tak lama kemudian mulai digarap sendiri oleh warga Trumon.

Petani sawit Trumon, kemudian mempunyai 2 status, petani sawit dan petani jagung.

“Virus Alas” yang mentransfer kecakapan dan ketrampilan budidaya jagung kepada petani lokal Trumon, telah memberi wajah baru untuk lanskap perkebunan rakyat wilayah Trumon.

Dan bahkan lebih dari itu, banyak pula pemuda suku Alas yang awalnya merantau ke Trumon telah berkeluarga dengan penduduk lokal, dan menjadi orang Trumon.

Sebenarnya migrasi suku Alas ke Pantai Barat sudah terjadi dalam dua dekade terakhir, terutama ke kawasan Subulussalam, tepatnya di kawasan kecamatan Gelombang, ke kawasan hulu Sungai Singkil.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved