Luar Negeri
Pengusaha Singapura Ditangkap karena Mendanai Serangan ISIS di Suriah, Aksinya Dilakukan di Malaysia
Kazali mengaku bersalah dalam di depan majelis hakim, dan saat ini ia ditahan di bawah Internal Security Act (ISA).
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM, SINGAPURA - Seorang pengusaha Singapura telah ditangkap setelah ia didapati mendanai serangan ISIS di Suriah.
Ia ditangkap oleh otoritas Malaysia setelah menyerahkan sejumlah uang kepada seseorang jaringan ISIS di negara itu, dengan maksud agar digunakan untuk mendanai sejumlah aksi teror.
Pria itu telah diseret ke pengadilan distrik Singapura pada Senin (19/7/2021).
Melansir dari The Straits Times, Selasa (20/7/2021), Mohamed Kazali Salleh (50), hadir di pengadilan melalui sambungan video dengan rambut cepak dan wajah tertunduk ketika tiga tuduhan dibacakan kepadanya dalam bahasa Melayu.
Baca juga: Ancaman Terorisme Akan Meningkat di Inggris, Seusai Penarikan Pasukan Koalisi di Afghanistan
Baca juga: Pasukan Irak Lancarkan Operasi Besar-besaran, Buru ISIS di Kirkuk
Kazali mengaku bersalah dalam di depan majelis hakim, dan saat ini ia ditahan di bawah Internal Security Act (ISA).
Penuntut meminta agar tidak ada jaminan yang ditawarkan kepada Kazali karena ini akan merugikan keamanan Singapura dan ada pengaturan khusus yang telah dibuat untuk menahannya.
Tidak ada jaminan dalam kasusnya dan Kazali selanjutnya akan disidangkan pada 11 Agustus 2021.
Menurut dokumen pengadilan, Kazali melakukan pendanaan kepada ISIS melalui jaringan ISIS pada tiga kesempatan antara Desember 2013 dan awal 2014.
Pada kesempatan pertama, ia memberikan uang kepada "Wan Mohd Aquil Wan Zainal Abidin" dengan maksud agar uang itu digunakan untuk memfasilitasi aksi teroris di Suriah.
Pada kesempatan pertama, dia dituduh menyerahkan 1.000 Ringgit Malaysia (Rp 3,4 Juta) kepada Wan Mohd Aquil di terminal bus di Johor Bahru, Malaysia.
Baca juga: Arab Saudi Tegaskan Kembali Dukungan Perang Melawan Terorisme
Baca juga: Tentara Suriah Gempur Kawasan Pemberontak di Idlib, Tiga Anak-anak Ikut Tewas
Dua kesempatan lainnya, Kazali mengirimkan uang senilai 351,75 Dolar AS (Rp 5,1 Juta) dan 500 Ringgit (Rp 1,7 Juta) melalui Western Union di Singapura dan Malaysia.
Di bawah Undang-Undang Terorisme Singapura, Kazali akan menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun atau denda hingga 500.000 Dollar Singapura, atau dijauhi kedua hukuman untuk setiap tuduhan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (19/7/2021), Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) mengatakan bahwa Kazali, yang berbasis di Malaysia, ditangkap oleh petugas Cabang Khusus Malaysia pada Desember 2018.
Dia kemudian dideportasi ke Singapura dan mengeluarkan Perintah Penahanan berdasarkan ISA pada Januari 2019 atas dukungannya terhadap ISIS.
“Dia adalah rekan dekat militan ISIS yang berbasis di Suriah, Malaysia, Wan Mohd Aquil bin Wan Zainal Abidin, juga dikenal sebagai Akel Zainal, yang diyakini sebagai pejuang ISIS paling senior di Suriah sebelum kematiannya yang dilaporkan pada Maret 2019,” kata MHA.
Baca juga: Iran Bantah Mendukung Serangan Bersenjata Milisi Syiah ke Pasukan AS di Irak dan Suriah
Akel, yang merupakan anggota band rock Malaysia tahun 1990-an Ukays, dilaporkan menginstruksikan dua pendukung ISIS Malaysia untuk menyerang tempat ibadah dan kantor polisi di Malaysia pada tahun 2019.
Aksi tersebut berhasil digagalkan ketika para pendukungnya ditangkap pada November 2018.
MHA mengatakan bahwa jika terbukti bersalah, Perintah Penahanan terhadap Kazali akan dibatalkan dan dia akan menjalani hukuman yang dijatuhkan oleh pengadilan.
Jika Kazali dijatuhi hukuman penjara, dia akan ditahan secara terpisah dan terus menjalani rehabilitasi untuk mencegahnya menyebarkan ide-ide radikal kepada narapidana lain.
Di akhir masa hukumannya, akan dilakukan penilaian untuk melihat apakah dia telah berhasil direhabilitasi atau tetap menjadi ancaman bagi masyarakat.
Baca juga: Pengadilan Italia Hukum Tiga Warga Suriah, Penyandang Dana Jaringan Al-Qaeda
“Jika dia tetap menjadi ancaman, dia mungkin akan ditahan lebih lanjut di bawah ISA,” tambah MHA.
Kementerian mengatakan bahwa Singapura berkomitmen untuk memerangi pendanaan terorisme terlepas dari apakah uang itu digunakan untuk memfasilitasi aksi teroris di dalam negeri atau di luar negeri.
Ini mengingatkan masyarakat bahwa mereka tidak boleh mengirimkan uang atau memberikan dukungan apa pun kepada organisasi teroris dan mendesak siapa pun yang memiliki informasi tentang kegiatan tersebut untuk segera memberi tahu pihak berwenang. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
BACA JUGA LAINNYA:
Baca juga: TKA China Dibunuh di Sulawesi Tenggara, Dipukul Dengan Besi Ulir di Kepala, Diduga Ini Motif Pelaku
Baca juga: Di Singapura, Warga yang Belum Vaksinasi Covid-19 Disuruh Tinggal di Rumah Masing-masing
Baca juga: Pentagon Akui Khawatir Kehadiran Rudal Hipersonik Tsirkon yang Diuji Coba Rusia