Internasional

Uni Eropa Khawatirkan Kemerosotan Tajam Lebanon, Desak Bentuk Pemerintahan Baru

Uni Eropa sangat mengkhawatirkan Krisis Ekonomi Lebanon semakin parah. Duta Besar Uni Eropa untuk Lebanon, Ralph Tarraf, Kamis (26/8/2021) mengatakan

Editor: M Nur Pakar
AP
Para demonstran membawa foto keluarganya yang menjadi korban tewas ledakan pelabuhan Beirut, Lebanon untuk menuntut keadilan dan para pejabat yang bertanggungjawab harus segera diadili, Minggu (8/8/2021). 

SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Uni Eropa sangat mengkhawatirkan Krisis Ekonomi Lebanon semakin parah.

Duta Besar Uni Eropa untuk Lebanon, Ralph Tarraf, Kamis (26/8/2021) mengatakan kepada para pemimpin Lebanon bahwa waktu untuk bertindak telah habis.

Dia mendesak mereka untuk segera membentuk pemerintahan baru.

Dilansir Reuters, hal itu mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang memburuknya situasi di Lebanon.

Di mana krisis keuangan selama dua tahun mencapai titik krisis bulan ini.

Karena kekurangan bahan bakar melumpuhkan sebagian besar negara.

Baca juga: Iran Siap Kirim Lebih banyak Lagi Bahan Bakar ke Lebanon

Bahkan, memicu kekacauan dan banyak insiden keamanan.

“Kami sangat prihatin dengan memburuknya krisis ekonomi, keuangan, keamanan dan sosial yang cepat,” kata Duta Besar Ralph Tarraf setelah bertemu dengan Presiden Michel Aoun.

Dia mengaku membawa pesan mendesak dari Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Dikatakan, Uni Eropa akan terus memberikan bantuan substansial kepada rakyat Lebanon.

Tetapi, katanya, para pembuat keputusan Lebanon gagal menyepakati pemerintahan baru selama setahun, perlu memenuhi tanggung jawab mereka.

Baca juga: Warga Lebanon Blokir Jalan di Seluruh Negeri, Tolak Subsidi BBM Dicabut

“Tidak ada waktu lagi,” katanya dalam sambutan yang disampaikan dalam bahasa Arab.

Pekan lalu, sebuah kelompok pendukung internasional termasuk Prancis dan Amerika Serikat mengatakan krisis Lebanon semamkin parah.

Kedua negara itu menggarisbawahi, urgensi paling besar untuk membentuk pemerintah yang mampu menangani situasi ini.

Krisis telah menenggelamkan mata uang lebih dari 90 persen.

Memaksa lebih dari setengah warga Lebanon jatuh miskin.

Bank Dunia menyebutnya sebagai salah satu depresi paling tajam di zaman modern.(*)

Baca juga: Arab Saudi Dukung Perjuangan Rakyat Lebanon, Melawan Krisis Ekonomi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved