Jurnalisme Warga

Serunya Naik ATV di  Ujong Seuke

Untuk menghilangkan kejenuhan dan melepaskan diri dari rutinitas kerja, kita dapat melakukan perjalanan ke beberapa tempat wisata

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Serunya Naik ATV di  Ujong Seuke
FOR SERAMBINEWS.COM
Chairul Bariah, Wakil Rektor II Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki),  Dosen FE Universitas Almuslim, dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Bireuen, melaporkan dari  Peudada, Bireuen

Oleh Chairul Bariah, Wakil Rektor II Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki), Dosen FE Universitas Almuslim, dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Bireuen, melaporkan dari Peudada, Bireuen.

Untuk menghilangkan kejenuhan dan melepaskan diri dari rutinitas kerja, kita dapat melakukan perjalanan ke beberapa tempat wisata.

Salah satu lokasi wisata yang kini mulai banyak dikunjungi adalah Pantai Ujong Seuke.

Tempat wisata ini berada di Desa Blang Kubu, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.

Perjalanan ke lokasi wisata ini dari tempat saya tinggal berjarak ± 20 km.

Waktu tempuhnya hanya sekitar 35 menit dari Kota Matangglumpang Dua.

Kendaraan yang membawa saya dan keluarga terkadang terhenti karena macet, mengingat banyak kendaraan yang menggunakan jalan lintas nasional terutama di hari libur.

Pintu masuk menuju Pantai Ujong Seuke tepat berada di ujung Jembatan Peudada, berjarak ± 500 meter ke arah utara.

Mengingat sudah memasuki waktu asar kami singgah di meunasah Desa Neubok Naleung untuk menunaikan shalat. 

Embusan lembut angin laut menyentuh wajah kami dari sela-sela deretan bunga di rumah warga.

Saat melintas di jalan desa saya melihat seorang nenek sedang menjemur ikan dan udang di halaman rumahnya.  

Rezeki yang berlimpah bagi masyarakat di seputar pantai adalah pada saat perahu nelayan dipenuhi ikan setelah kembali melaut.

Mata pencaharian sebagian besar penduduk desa pesisir ini adalah nelayan tradisional.

Biasanya mereka melaut setelah seusai shalat Subuh atau terkadang pada malam hari.

Paginya, mereka mendarat.

Harga ikan juga dipengaruhi oleh cuaca.

Bila cuaca baik, maka harga ikan stabil.

Begitu juga sebaliknya. Jika cuaca ekstrem, harga ikan melonjak.  

Setelah menyelusuri Desa Neubok Naleung kami langsung ke tempat tujuan, yaitu Ujong Seuke, mengingat waktu sudah hampir senja.

Ketika kami tiba di Pantai ujong Seuke, masih banyak wisatawan lokal yang sedang bersantai.

Ada yang sedang mandi, foto selfi, ada juga kerumunan anak-anak yang sedang bermain di pasir pantai.

Tempat wisata ini tergolong baru, belum banyak yang tahu, sehingga wisatawan dari luar Aceh belum mengetahui lokasi wisata alam yang menarik ini.

Rasa lelah dalam perjalanan yang kami lewati, terbayarkan karena fasilitas tempat berteduh sudah tersedia gratis, kecuali makanan yang dipesan.

Harganya pun tidak terlalu berbeda dengan makanan di warung yang ada di kota.

Menariknya, di tempat wisata ini, tempat duduk yang disediakan tidak disewakan.

Untuk memghibur pengujung di sini tersedia juga kendaraan All-Terrain Vehicle (ATV), biasanya lebih dikenal dengan sebutan ‘kendaraan segala medan’,  sejenis kendaraan off-road roda empat.

Kendaraan ini khusus dirancang untuk menghadapi/melewati medan kasar dengan mudah, karena dilengkapi ban dengan roda yang besar.

Tidak perlu keahlian khusus untuk mengendarainya, tetapi harus mampu menjaga keseimbangan posisi kendaraan dengan baik.

ATV yang tersedia di lokasi wisata ini manual dan matic, tergantung pilihan para pengunjung.

Tarif sewa  yang ditetapkan adalah Rp10.000 per 10 menit.

Anggota rombongan kami dan anak-anak gembira karena dapat menikmati keseruan mengendarai motor ATV di tepi pantai.

Untuk pengunjung yang tidak mampu mengemudikannya sang penolong/pemilik motor ATV dengan sukarela membantu tanpa menambah tarif sewa.

Kegembiraan anak-anak saat bermain ATV membuat suasana meriah.

Mereka terlihat bahagia.

Suasana menjadi riuh ketika ada sepasang manula layaknya Romeo dan Juliet mengendarai ATV dan nyaris masuk ke pantai.

Melihat situasi itu, sang pemilik ATV berlari kencang untuk memberikan pertolongan.

Ada juga satu keluarga yang lebih dari lima orang naik ATV, semuanya perempuan.

Pengemudinya hampir tak dapat mengendalikan kendaraan yang liar, belok ke kanan dan kiri.

Menurut Muhardi, salah seorang pemilik ATV dan merupakan penduduk setempat, dia baru satu tahun menekuni pekerjaan ini. 

“Dulu pertama saya beli harganya ± 26 juta. Alhamdulillah, pendapatan saya sudah melebihi dari harga ATV tersebut. Harapan saya semoga ke depan wisata alam Ujong Seuke ini dapat menjadi primadona wisata syariah di Kabupaten Bireuen,” ujarnya.

Memasuki kawasan ini juga harus berbusana muslim atau menutup aurat.

Objek wisata ini biasanya dibuka mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.30 WIB sebagaimana yang disampaikan oleh Kak Nurhasanah, salah seorang pemilik warung dalam area wisata Ujong Seuke.

Ketika saya bertanya apakah penghasilan yang didapat setiap hari mampu menutupi modal yang ada?

Dia tersenyum dan  mengatakan selama pandemi pendapatan mereka rata-rata menurun drastis, karena sedikit yang datang berkunjung.

Itu pun sebagian besar hanya wisatawan lokal dari  seputaran Kabupaten Bireuen.

Namun, pada hari Minggu ada juga yang datang dari Pidie, Pidie Jaya, Takengon, dan Bener Meriah, sehingga mampu menambah pendapatannya.

Pengunjung yang datang dari luar Kabupaten Bireuen, selain menikmati serunya naik ATV, umumnya memilih mandi bersama keluarga dan sebagian lagi berendam dalam pasir.

Ada juga yang hanya duduk menikmati indahnya pemandangan alam dengan lautnya yang biru.

Sesekali dari kejauhan terlihat perahu nelayan dan kapal tanker pengangkut minyak.

Pantai Ujong Seuke awalnya dibuka pada tahun 2019.

Pengaruh masa pandemi Covid-19 banyak objek wisata bukan hanya di Kabupaten Bireuen, melainkan hampir di seluruh Aceh minim pengunjung bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Bahkan ada beberapa tempat wisata yang ditutup demi menghindari terjadinya penyebaran wabah Covid.

Prinsipnya, mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Berada di tepi Pantai Ujong Seuke dengan melepaskan pandangan ke tengah laut, tiba-tiba saya teringat beberapa tahun lalu saat berkunjung ke Pantai Parangtritis yang terletak di Bantul, Yogyakarta.

Pantai itu  penuh misteri.

Menurut salah seorang pemandu wisata saat itu, berdasarkan legenda, penguasa pantai ini bernama Kanjeng Ratu Kidul yang mempunyai kuasa atas ombak di Samudra Hindia yang berbatasan dengan Pulau Jawa.

Dia juga memiliki istana di jantung samudra.

Mitosnya juga tidak boleh memakai baju berwarna hijau jika berkunjung ke Pantai Parangtritis, karena akan dijemput  oleh Nyi Roro Kidul yang merupakan pembantu setia Ratu Kidul, kemudian dijadikan pengikutnya.

Namun, kita tidak perlu khawatir karena legenda itu hanya ada di Pulau Jawa, tidak di Pantai Ujong Seuke walaupun sama-sama berbatasan dengan Samudra Hindia dari sebelah barat.

Harapan pemerintah dan juga penduduk Bireuen agar para pengunjung atau wisatawan mau memperkenalkan tempat wisata ini kepada yang lain, sehingga mampu mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten Bireuen.

Baca juga: BPBD Bersihkan Jalan Pantai Ujong Blang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved