Update Corona di Aceh

Dari 17 Pasien Covid Varian Delta di Aceh Alhamdulillah Semuanya Bertahan Hidup

"Kita sudah lakukan verifikasi. Alhamdulillah, dari 17 orang pasien Covid yang terinfeksi varian Delta tidak ada yang meninggal," kata Hanif.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nurul Hayati
HUMAS PEMERINTAH ACEH
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif. 

"Kita sudah lakukan verifikasi. Alhamdulillah, dari 17 orang pasien Covid yang terinfeksi varian Delta tidak ada yang meninggal," kata Hanif menjawab Serambinews.com.

Laporan Yarmen Dinamika I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sejauh ini baru 17 pasien Covid di Aceh yang terkonfirmasi positif terjangkit virus corona varian Delta, berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan Aceh dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Aceh.

Dari jumlah tersebut semuanya bertahan hidup.

Dengan kata lain, belum ada seorang pun yang meninggal akibat terinfeksi varian virus Delta yang sangat berbahaya itu.

Informasi tersebut diperoleh Serambinews.com dari Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh, dr Hanif di Banda Aceh, Jumat (10/9/2021) siang.

"Kita sudah lakukan verifikasi. Alhamdulillah, dari 17 orang pasien Covid yang terinfeksi varian Delta tidak ada yang meninggal," kata Hanif menjawab Serambinews.com.

Lalu, apakah dengan demikian asumsi awal bahwa meningkatnya angka kematian akibat Covid di Aceh belakangan ini disebabkan virus Delta, kini otomatis terbantah?

Baca juga: 14% Virus Corona di Aceh Varian Delta, Temuan Tim Riset USK

Dihadapkan pada pertanyaan tersebut, Hanif menjawab, "Tidak otomatis seperti itu. Kebetulan, 17 orang yang masuk sampel tidak ada yang meninggal. Tapi yang lain belum tentu, mengingat masih ada ratusan lagi sampel yang belum diperiksa di laboratorium dan diverifikasi di lapangan."

Hanif mengakui, proses pemeriksaan sequensing virus varian Delta lebih lama dibandingkan waktu untuk mendapatkan hasil swab.

Proses sequensing memakan waktu hingga 21 hari, bahkan lebih.

Sedangkan swab PCR, tujuh jam pun sudah ada hasilnya.

Hanif menyebutkan, masih banyak sampel hasil swab positif Covid yang dicurigai terinfeksi virus varian Delta yang belum diterima Dinkes Aceh hasilnya.

Baca juga: 195 Hasil Swab dari Aceh Dicurigai Varian Delta Dikirim ke Jakarta, 17 Positif, Sisa Menunggu Hasil

Sampel-sampel tersebut masih menunggu jadwal pemeriksaan di Laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS) Covid-19 Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI di Jakarta.

Apabila selesai diperiksa nanti hasilnya akan dikirimkan ke Balitbangkes Aceh.

Baru kemudian disampaikan secara resmi ke Dinkes Aceh.

Sementara itu, Kepala Balitbangkes Aceh, Dr Fahmi Ichwansyah SKp MPH yang ditanyai terpisah mengatakan, pihaknya telah mengirimkan 195 hasil swab PCR positif Covid dari Aceh yang dicurigai terinfeksi virus varian Delta ke Jakarta.

Di Jakarta, hasil swab yang dicurigai terinfeksi virus varian Delta tersebut diperiksa di Laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS) Covid-19 Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI.

Baca juga: Tim Riset USK Banda Aceh Temukan 14% Varian Delta di Aceh, Sudah Bersirkulasi Sejak Juli 2021

Laboratorium ini merupakan bagian dari Loratorium Pusat Litbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) Kemenkes RI sebagai laboratorium rujukan nasional.

Hasilnya, saat pemeriksaan tahap I ditemukan 11 sampel yang terinfeksi varian Delta dan 6 sampel pada pemeriksaan tahap 2.

"Dengan demikian total semua data yang ada di Litbangkes Aceh yang positif varian Delta 17 orang. Untuk pemeriksaan tahap III sampai Rabu malam belum ada info dari Pusat Litbang BTDK Kemenkes RI terkait hasil sequensing terbaru untuk Aceh," kata Fahmi.

Menurutnya, dari 195 sampel yang dikirim Balitbangkes Aceh ke Jakarta untuk disequensing secara bertahap, baru 27 sampel yang diperiksa dan 17 di antaranya positif terinfeksi varian Delta.

"Jadi, masih kita tunggu hasil sequensing 168 sampel lagi," kata Fahmi Ichwansyah.

Dari data terbaru terkait Covid-19 tersebut menunjukkan bahwa setidaknya enam kabupaten/kota di Aceh kini terdeteksi sebagai wilayah sebaran atau paling tidak ada pasien Covid di wilayah itu yang terinfeksi varian Delta.

Baca juga: Virus Corona Delta Dominasi Kasus Covid-19 di Filipina

Kesimpulan itu diambil berdasarkan data terkini bahwa terdapat 17 pasien Covid di Aceh yang setelah hasil swab PCR-nya diperiksa ulang di Jakarta ternyata menunjukkan bahwa mereka positif terinfeksi Covid varian Delta.

Sampel yang terkonfirmasi positif varian Delta tersebut berasal dari Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Selatan, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues.

Sampel-sampel yang positif terinfeksi konflik varian Delta tersebut tersebar mulai dari Aceh Selatan hingga Aceh Tamiang.

Data selengkapnya sebagai berikut.

Aceh Selatan: Pasien Covid yang terjangkit varian Delta berinisial Tm (45), laki-laki (L), warga Ujung Batu, Labuhan Haji. Pihak yang mengirim sampel, Dinkes Aceh Selatan;

Aceh Besar: BI (69), L, Mireuk Taman, Kecamatan Darussalam; TP (33), L, Meunasah Krueng, Kecamatan Ingin Jaya, RSUD Meuraxa dan Tm (45), L, Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah;

Banda Aceh: F (47), L, Gampong Pineung, RSUD Meuraxa; EMS (45), Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Dinkes Banda Aceh; BM (41), L, Batoh Timoh Kompleks BTN, Dinkes Banda Aceh; dan GS (25), P, Gampong Batoh, Kecamatan Luengbata.

Baca juga: Israel Catat Kenaikan Kasus Baru Virus Corona Varian Delta, Hampir 11.000 Orang

Bireuen: Zz (37), L, Pulo Ara, Kecamatan Kota Juang dan AF (24), L, Gampong Juli, RSUD Bireuen;

Gayo Lues: RE (49), L, Bustanussalam, Kecamatan Blangkejeren; HM (80), L, Padak, Kecamatan Dabun Gelang; RS Muhammad Ali Kasim Gayo Lues;

Aceh Tamiang: Hj (41), P, Rantau Bintang, Kecamatan Bandar Pustaka; RKH (19), P, Pantai Jempa, Kecamatan Bandar Pustaka; dan Saf (69), L, Rantau Pauh, Kecamatan Rantau; RSUD Aceh Tamiang.

Selain itu, ada dua pasien Covid yang terkonfirmasi positif virus Delta berasal dari luar Aceh.

Mereka adalah IES (22), L, berasal dari Desa Pertibi Lama, Kecamatan Merek Karo, Sumatera Utara yang sampelnya dikirimkan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh.

Berikutnya, Im (25), P, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan yang sampelnya dikirimkan oleh RSUD Meuraxa Banda Aceh.

Baca juga: Ilmuan Inggris Akan Bayar Rp 88 Juta Bagi yang Bersedia Terinfeksi Virus Corona Varian Delta

Para pasien Covid yang terinfeksi varian Delta inilah yang disebutkan Hanif tak satu pun yang meninggal.

Bahkan sebagian besar sudah sembuh.

Dari data yang ada tergambar bahwa usia pasien Covid varian Delta di Aceh paling muda berumur 22 tahun dan yang paling tua 80 tahun.

Selain itu, jenis kelamin pasien yang terinfeksi varian Delta paling dominan di Aceh adalah laki-laki, mencapai 14 dari 17 sampel yang positif Delta.

Hanif menambahkan bahwa data pasien terinfeksi Covid varian Delta itu baru diterima oleh Dinkes Aceh pada Sabtu, 28 Agustus 2021 sore.

Sampel itu diambil pada bulan Mei-Juni dan hanya dua sampel yang diambil pada 6 dan 8 Juli 2021.

Sementara itu, hasil riset tim Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekular Eijkman menunjukkan bahwa sekitar 14% virus Covid-19 yang disequensing di Aceh merupakan varian Delta.

"Riset ini masuk dalam penelitian 4K WGS SARS-CoV-2 yang sedang dikerjakan oleh Lembaga Eijkman," kata Dr dr Harapan selaku anggota Tim Riset USK kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Kamis (9/9/2021) malam.

Dosen Fakultas Kedokteran USK ini menjelaskan bahwa dalam penelitian tersebut USK mengirimkan 49 sampel Covid-19 dari Laboratorium dr Imai Indra SpAN USK ke Lembaga Eijkman di Jakarta.

Sampel tersebut berasal dari 49 pasien yang terpapar Covid-19 sejak Oktober 2020 sampai Juli 2021.

Selanjutnya, kata Dr Harapan, pasien yang terpapar Covid-19 ini berasal dari Banda Aceh, Aceh Besar, Nagan Raya, Bener Meriah, dan pengunjung ke Aceh yang berasal dari DI Yogyakarta.

Dari 49 sampel tersebut, 36 sampel berhasil disequensing atau dikaji DNA virusnya untuk menentukan varian corona virusnya. Sedangkan 13 sampel lainnya gagal disequensing.

“Dari hasil riset tersebut, ternyata terdapat lima virus atau 13,8% di antaranya varian Delta. Jadi, bisa dikatakan, varian Delta sudah masuk ke Aceh. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ucap virolog atau ahli virus dari USK tersebut.

Artinya, riset yang dilakukan tim bersama Lembaga Eijkman ini selaras hasilnya dengan hasil pemeriksaan sampel yang dikirimkan Balitbangkes Aceh untuk diperiksa di Jakarta.

Kesimpulannya bahwa virus varian Delta ternyata sudah bersikulasi di Aceh sejak Juni bahkan bulan Mei lalu. (*)

Baca juga: WHO Peringatkan Uni Eropa, Penyebaran Virus Corona Delta Sangat Mengkhawatirkan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved