Kupi Beungoh

KITA ADALAH UMAT YANG SATU; Adakah Alasan Penting, Sehingga Kita Berpecah Belah

Selama kita masih mengucap dua kalimah syahadat yang sama, di belahan negri manapun. "KITA ADALAH UMAT YANG SATU"

Editor: Amirullah
ist
Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh 

Kondisi umat Islam di akhir zaman

Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Hal apa yang membuat kita berpecah belah, kemungkinannya adalah:

PERTAMA,  Iman Yang Tidak  Sempurna.

Ukuran keimanan seseorang salah satunya dapat dilihat dari kemampuan seseorang mencintai saudaranya, disebutkan dalam sebuah hadits berikut ini :

''Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Mari terus berusaha memperbaiki dan menyempurnakan keimanan kita, sampai kita mampu mencintai saudara kita sebagaimana kita  mencintai diri kita sendiri. 

Ketika sudah mampu mencintai saudara kita, sebagaimana mencintai diri sendiri,  disaat itu iman seseorang  sudah sempurna. Insya Allah. Ketika itu Allah akan persatukan hati umat Islam.

KEDUA,  aktivitas yang tidak lagi karena  Allah SWT, aktivitas  sudah tidak lagi dalam rangka beribadah kepada Allah.

Sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini:

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS Az Zariyat 56)

Karena itu,  Allah tidak lagi mempersatukan hati-hati hambanya.  Karena aktivitas itu sudah tidak lagi ditujuan yang sama, tidak lagi di tujuan mencari ridho Allah SWT.

Melainkan,  mencari materi semata,  mencari dunia,  mencari ketenaran, membela kepentingan  tertentu,  membela kelompok tertentu. Padahal  semua itu tidak salah,  namun bukan yang utama.

Dengan demikian,  kelompok boleh berbeda, kepentingan juga boleh berbeda, bendera yang di usung juga boleh berbeda, pakaian berbeda, al mamater yang beda,

pekerjaan boleh beda, tanggung jawab beda, keperluan kepentingan boleh beda namun sebagai seorang muslim tujuan nya tetap sama mencari ridho Allah SWT, dan menjunjung tinggi Islam ini agar  tetap tinggi karenanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved