Kupi Beungoh

Pemanasan Global: Ancaman Senyap bagi Dunia

Penghasil emisi gas rumah kaca terbanyak adalah dari proses pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
dr. Hilwa Salsabila, Mahasiswa Pasca Sarjana USK Program Magister Kesehatan Masyarakat 

Terlepas dari usaha berbagai organisi dunia dan pemerintah setempat, diperlukan juga aksi individual dari tiap orang sebagai upaya mengurangi ‘permintaan’, sehingga ‘penawaran’ yang diberikan oleh berbagai industri juga dapat berkurang. Upaya individu bisa dimulai dari aksi kecil yang sederhana.

Berjalan kaki atau bersepeda tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental, namun turut mengurangi emisi gas rumah kaca. Jika jarak tempuh dapat dijangkau dengan berjalan kaki, lebih bijak rasanya menyimpan kendaraan tetap di garasi rumah.

Baca juga: Potensi Mega Tsunami Akibat Mencairnya Es Kutub, Pemanasan Global Kian Mengkhawatirkan

Pupuk anorganik seperti pestisida dapat dikurangi dengan mengubah teknik penyemprotan dan menanam tumbuhan yang dapat menyerap gas residu dari pestisida.

Di rumah, ada banyak langkah yang bisa dilakukan. Menghemat energi seperti mematikan lampu dan alat elektronik saat tidak terpakai, bijaksana dalam penggunakan air.

Termasuk juga membuat perencanaan makan/meal plan, agar dapat berbelanja dan menyediakan makanan dengan efisien.

Hal ini selain untuk menghemat pengeluaran, juga dilakukan untuk mengurangi limbah rumah tangga yang bersumber dari sisa makanan harian.

Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa sampah sisa makanan amat mendominasi, melebihi sampah plastik.

Beralih kepada suistainable fashion, yakni memperhatikan dampak produksi pakaian terhadap lingkungan.

Karena setiap detail proses produksi membutuhkan energi listrik dan air. Dengan menyadari hal ini, kita sebagai konsumen tentu akan lebih bijak dalam memilih pakaian yang akan dibeli.

Baca juga: Ibu Hadidah Tiga Tahun Terbaring di Rumah, Haji Uma Biayai Pengobatan ke Rumah Sakit

Harapannya, dapat memperpanjang umur pemakaian pakaian, bukan hanya tersimpan atau dibuang

Cara yang juga sudah lama terdengar, namun sedang ramai diterapkan akhir-akhir ini adalah dengan menerapkan manajemen sampah yang merujuk pada hierarki 3R.

Reduce (mengurangi sampah) sebagai tahap tertinggi,kemudian Reuse (menggunakan kembali), dan terakhir Recycle (mendaur ulang).

Mengurangi sampah, terutama sampah plastik dengan membawa kantong belanja sendiri, alat makan dan sedotan, botol minum, sehingga tidak perlu memakai kantong plastik, alat makan dan minum sekali pakai.

Termasuk juga sampah kertas, dengan menggunakan metode paperless, memakai kembali sisi kertas yang kosong, dan penggunaan kertas daur ulang.

Baca juga: Senat USK Tetapkan Hanya Tiga Calon Rektor, Satu Orang Gugur

Menggunakan kembali barang yang sudah terpakai, dengan tidak langsung membuang botol bekas sabun, cairan pembersih, lotion, skincare, make up dan masih banyak lagi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved