Kupi Beungoh
Upaya Melawan Ancaman HIV di Aceh
kubu yang menolak melihat Permendikbud kontroversial ini secara tidak langsung dapat melegalkan seks bebas dengan dalih suka sama suka
Sudah menjadi naluri manusia, saat beranjak remaja seseorang memiliki rasa ingin tau dan ingin mencoba. Ketika mereka tidak mendapatkan akses informasi yang benar dari orang tua dan guru maka mereka akan mencari tau sendiri secara diam-diam atau mendapatkan informasi dari teman sepermainan.
Apabila informasi yang didapatkan bukan dari panduan yang benar makn seringkali akan salah arah dan bahkan menjerumuskan pada prilaku menyimpang.
Kewajiban kita bersama di Aceh untuk merumuskan materi pengenalan dan pendidikan seks pada anak, remaja dan orang tua dalam sebuah regulasi baku dengan tetap menngedepankan norma-norma sosial, memadukan panduan syariat dan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan nilai-nilai kearifan lokal ke-Aceh-an.
Dan Saya yakin ajaran islam sudah sangat sempurna mengamanahkan kita untuk belajar segala sesuatu yang bermanfaat untuk mencegah keadaan yang berpotensi menjadi asbab kerusakan individu dan tatanan sosial masyarakat.
Salah satu efek kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pendidikan seks adalah masih tingginya penularan penyakit seksual. Kebiasaan masyarakat kita merantau ke kota. Mengadu nasib di kota besar.
Kebanyakan pemuda Aceh tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan penyakit yang menular lewat hubugan seksual. Sudah bukan rahasia umum lagi, di kota-kota besar, akses untuk melakukan prilaku seksual menyimpang terbuka lebar.
Beberapa faktor menjadi pemicu, baik karena tidak adanya pengawasan keluarga, besarnya pengaruh teman dan lingkungan, iman pun bisa naik turun, kalah dengan godaan nafsu yang menjadi naluri biologis normal.
Baca juga: Dunia Mulai Waspada, Varian Baru Virus Corona Lebih Berbahaya, Ini Penjelasan WHO dan Epidemiolog
Kalau kita telusuri rantai penularan infeksi menular seksual maka masyarakat Aceh yang keluar daerah Aceh memiliki resiko tinggi terpapar infeksi menular seksual. Pada tahap selanjutnya mereka pulang dan menikah dengan gadis di kampung.
Secara tidak diketahui penyakit menular ini berpindah dari inang yang terinfeksi kepada inang yang sehat. Kondisi ini juga sering kita dapatkan beberapa mahasiswa yang menuntut ilmu di luar daerah. Pergaulan bebas di lingkungan muda-mudi telah mengakibatkan resiko penularan penyakit menular seksual.
Kenyataaan ini harus kita sadari sebagai ancaman serius yang mengancam generasi emas Aceh ke depan. Karena ancaman tersebut bisa menyebabkan mereka gagal mengukir masa depan yang hebat.
Salah satu penyakit menular seksual yang sangat mengkhawatir pada tiga dekade terakhir adalah Infeksi HIV (Humam Immunodeficiency Virus). Infeksi Virus HIV pada seseorang akan menyebabkan AIDS (Aqcuired Immunodeficiency Syndrome) yang berarti adanya kumpulan gejala penurunan derajat kesehatan pada seseorang akibat adanya penurunan sistem kekebalan tubuh alami.
Di saat sistem kekebalan tubuh melemah, adanya paparan dengan kuman dalam jumlah sedikit sekalipun akan menunjukkan gejala penyakit yang cukup mengganggu aktivitas harian. Bahkan adanya kuman yang normal semisal jamur Candida albikans yang menjadi flora normal di mulut, hanya karena adanya penurunan sistem kekebalan tubuh, maka jenis jamur yang normal hidup di rongga mulut orang sehat akan mengakibatkan sariawan pada penderita imunodeficiency.
Kondisi inilah yang disebut infeksi oportunistik, dimana flora normal di tubuh kita kan menjadi "ganas" saat imun kita menurun. Hal ini diperparah jika sewaktu-waktu pasien dengan infeksi HIV terpapar kuman bakteri atau virus tertentu.
Baca juga: Bocah 8 Tahun Tergilas Mobil Tangki di Aceh Selatan, Naik Sepmor yang Dikendarai Ibunya
Selama pandemi Covid-19 pasien dengan dengan status HIV positif dilaporkan harus mendapatkan rawat inap dan mengalami gejala Covid-19 katagori berat, bahkan banyak yang berujung dengan kematian.
Data dari WHO menunjukkan 37,7 Juta orang di dunia hidup dengan status HIV pada 2020, terdapat 1,5 Juta orang kasus baru HIV tahun 2020. sebanyak 73% sudah mendapatkan terapi anti reroviral (ARV).