Salam
Sedia Pompa Sebelum Hujan, Itu Solusi Sesaat
Pemerintah Kota Banda Aceh menyiagakan delapan pompa air untuk mengantisipasi banjir genangan pada musim penghujan akhir
Pemerintah Kota Banda Aceh menyiagakan delapan pompa air untuk mengantisipasi banjir genangan pada musim penghujan akhir tahun 2021 ini.
Kedelapan pompa itu ditempatkan di lokasi-lokasi yang selama ini teridentifikasi sebagai kawasan langganan banjir.
Kawasan yang menjadi langganan banjir di ibukota provinsi ini adalah Gampong Merduati, Lambaro Skep, Lembah Hijau, Lam Dingin
Jeulingke, Batoh, Labui, Mibo, Peuniti, Kampung Baru, Punge, Simpang BPKP, dan daerah rendah lainnya di Kota Banda Aceh.
"Insya Allah, jangan khawatirkan musim penghujan akhir tahun, kita siagakan 8 pompa untuk menyedot air genangan," ujar Kadis PUPR Kota Banda Aceh, Jalaludin.
Banjir genangan air hujan merupakan salah satu bencana yang hampir setiap musim hujan melanda Kota Banda Aceh.
Banjir genangan di Kota ini sudah akrab bagi sebagian warga kota.
Ironinya, hingga kini masalah banjir belum sepenuhnya bisa diatasi, Dan, ketidaksadaran masyarakat terhadap bahaya banjir dan penyebab-penyebab terjadinya banjir menjadi faktor yang menyulitkan dalam mengatasi banjir.
Kita sangat menghargai upaya pemerintah kota menyiagakan pompa untuk menyedot air genangan saat musim hujan.
Tapi, kita juga paham, menyediakan pompa di musim hujan bukanlah solusi terbaik atau permanen.
Pompa itu hanya bisa mengatisi sesaat, dan daerah-daerah yang sering tergenang itu tetap saja terancam setiap kali musim hujan.
Yang kita harapkan adalah terbangunnya kesadaran bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam mencegah banjir.
Karena, walau bagaimanapun banjir merupakan salah satu bencana yang bisa menimbulkan kerugian.
Oleh sebab itu sebagai masyarakat perlu untuk meningkatkan kesadaran akan terjadinya banjir.
Saat ini perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya banjir.
Terkadang, penyebab banjir di satu kawasan akibat masalah sepele, misalnya karena membuang sampah sembarangan hingga menimbulkan penyumbatan.
Di sinilah diperlukan partisipasi masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.
Utamanya adalah menjaga lingkungan sungai atau selokan.
Jangan membuang sampah ke selokan.
Sungai atau selokan jangan dijadikan tempat pembuangan sampah.
Sering-seringnya masyarakat membuang sampah sembarangan terutama membuang sampah ke sungai dan selokan akan berdampak buruk di kemudian hari.
Karena, sampah yang menumpuk di sungai dan selokan bisa menyebabkan terjadinya banjir saat curah hujan sedang tinggi.
Jadi, pengelolaan sampah yang tepat bisa membantu mencegah banjir.
Lalu, kita juga ingin menyorot program revitaliasi sistem drainase dalam Kota Banda Aceh yang kelihatan kurang terasa keberhasilannya.
Setiap tahun bermilyar-milyar rupiah uang dikeluarkan pemerintah provinsi atau pemerintah kota untuk memperbaiki, memperluas, memperdalam, dan membersihkan parit-parit di dalam kota.
Tapi, banjir tetap saja muncul setiap kali musim hujan.
Turunnya hujan dalam beberapa jam saja, sejumlah jalan di dalam kota sudah tergenang air hingga mengganggu aktivitas masyarakat.
Kita berharap Pemerintah Kota Banda Aceh mengevaluasi secara cermat sistem draenase di dalam kota agar masyarakat tidak menjadi korban banjir setiap musim hujan dan pemerintah juga tidak selalu kerepotan menghadapinya.
Yang lebih penting lagi, jika program pencegahan banjir sudah berhasil, maka kebiasaan saling menyalahkan tidak terjadi lagi.
Sebab, selama ini acap saling menyalahkan setiap terjadinya banjir genangan air hujan.
Baca juga: Cegah Banjir Akhir Tahun, PUPR Banda Aceh Siagakan Delapan Pompa Air
Baca juga: Cegah Banjir Akhir Tahun, PUPR Kota Banda Aceh Siapkan Delapan Pompa Air
Warga menyalahkan pemerintah yang tak becus mengurus draenase, sebaliknya pemerintah menuding warga yang kurang kesadaran menjaga kebersihan lingkungan!
Nah?!