Salam
Aceh Paling Sering Selamatkan Rohingya
Sebuah kapal pengangkut imigran Rohingya kembali memasuki perairan Aceh, tepatnya di perairan Bireuen, 45 mil laut dari bibir pantai
Sebagian mereka dijemput dan ditunggui di luar penampungan kemudian dibawa ke Medan, Sumatera Utara.
Di sisi lain, nelayan juga pernah dihukum karena didakwa sebagai bagian dari sindikat perdagangan manusia.
Karena itu, kini para nelayan sudah tak berani lagi membantu pendaratan para pengungsi Rohingya.
Pemerintah juga sudah sangat hati-hati.
Bukan karena kehilangan rasa kemanusiaan, tapi dari pengalaman selama ini, setelah didaratkan, pihak-pihak yang mestinya bertanggung jawab, ternyata seperti mengabaikannya.
Padahal, untuk menampung seorang Rohingya itu, paling sedikit pemerintah harus menyediakan Rp 50.000 perhari.
Itu belum termasuk tempat tidur, tampat mandi, cuci, dan kakus.
Baca juga: Danlanal Lhokseumawe: Kapal Rohingya Terdeteksi Berada di Perairan Bebas
Baca juga: Nelayan Bireuen Antar Makanan untuk Rohingya yang Terombang-ambing di Laut
Bayangkan, jika yang ditampung pernah sampai 400-an Rohingya selama berbulan-bulan.
Berapa duit yang harus dikeluarkan.
Dari mana pula sumber dana pemeruintah daerah sebanyak itu.
Itulah sebabnya, maka kali ini kita melihat para pihak di Kabupaten Bireuen lebih memilih membantu perjalanan mereka ke tujuan.
Apalagi, ini kondisinya akhir tahun, pemerintah daerah juga banyak yang tidak punya anggaran cadangan untuk membiaya penampngan para Rohingya.
Pihak luar juga harus tahu bahwa Aceh ini mungkin satu-satunya daerah di Indonesia yang paling sering menyelamatkan para Imigran Rohingya.
Dalam 10 tahun terakhir mungkin lebih lima kali para Rohingya “terdampar” di Aceh.
Ada ribuan imigran Rohingya yang diselamatkan Pemerintah dan masyarakat Aceh, meskipun sebagian mereka melarikan diri dari penampungan dengan berbagai modus.
Maka, jika kali ini tidak memilih mendaratkan mereka ke Aceh, mungkin karena kondisinya tidak memungkinkan disertai pertimbangan-pertimbangan lain.
Nah?!
Baca juga: Polda Aceh Bantu Imigran Rohingya yang Terdampar di Perairan Aceh
Baca juga: Bupati Bireuen Prihatinkan Nasib Pengungsi Rohingya, Langsung Kirim Bantuan ke Tengah Laut