Salam

Kita Prihatin, Banjir Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur Telan Lima Nyawa

Korban meninggal akibat banjir di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur hingga Selasa (4/12/2022) pagi sudah mencapai lima orang

Editor: bakri
ANTARA/RAHMAD
Suasana banjir di Keude Lhoksukon, Aceh Utara, Senin (3/1/2022). Sejumlah mobil barang bukti di halaman belakang Mapolsek Lhoksukon ikut terendam 

“Sungai Peureulak dan Arakundo juga riskan meluap.

Mohon seluruh keuchik dan Muspika benar-benar menyampaikan kepada warganya untuk meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari hal yang tak diinginkan,” pinta Bupati.

Karena itulah, kita ingin menyampaikan bahwa dalam perspektif para ahli hidrologi, ada beberapa air yang berperan dalam banjir pada daerah-daerah yang berada di tepi laut.

Salah satunya adalah air sungai yang berasal dari hujan yang turun di daerah aliran sungai (DAS) yang mengalir melewati kota.

Air ini bervolume sangat besar.

Debitnya dapat mencapai ratusan bahkan ribuan meter kubik per detik, tergantung luas DAS dan curah hujan.

Air jenis ini juga mengalir dengan kecepatan cukup tinggi, jika kapasitas alir sungai tidak mencukupi akan terjadi luapan yang mengakibatkan banjir.

Besar atau kecilnya kapasitas sungai dipengaruhi oleh variasi lebar sungai dari hulu sampai ke hilir.

Bagi kawasan yang berada di hilir, debit banjir ini disebut banjir kiriman.

Baca juga: Pejabat LP Lhokseumawe Bantu Napi LP Lhoksukon Korban Banjir

Baca juga: Waspada! Hujan Diprediksi Landa Lhokseumawe, Aceh Utara Hingga Aceh Timur, Banjir Masih Mengintai

Namun sebenarnya, itu adalah debit banjir yang memang harus mengalir ke hilir, karena secara alami air sungai mengalir dari hulu ke hilir.

Catatan penting bagi kita, prinsip untuk mengatasi banjir sungai ini adalah di bagian hulu menahan sebanyak-banyaknya air untuk mengurangi air yang mengalir ke hilir agar sungai masih mampu untuk mengalirkannya.

Sementara itu, di bagian hilir memperlancar aliran air agar banjir segera mengalir ke laut untuk menghindari terjadinya luapan air di sungai.

Ada beberapa cara untuk menahan air di bagian hulu DAS dalam upaya mengurangi air yang mengalir ke hilir, yaitu membuat tampungan air dalam bentuk bendungan, waduk, situ, embung, atau bentuk tampungan air lain.

Selain itu, perlu juga meningkatkan resapan air ke dalam tanah.

Caranya, dengan memperluas kawasan hutan atau tanaman tahunan, membuat sumur resapan, kolam resapan, ataupun biopori.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Realisasi APBA 2025 Harus Dipacu

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved