Suku Nenet Terbiasa Minum Darah, Penghuni Asli Siberia Ini Sanggup Hidup di Lingkungan Ekstrem
Misalnya masyarakat yang tinggal di pegunungan punya cara hidupnya sendiri yang berbeda dengan masyarakat tepi pantai.
Sementara darah-darah rusa yang masih menggenang didalam tubuh rusa diambil memakai sendok sayur lalu dibagikan dalam gelas-gelas untuk diminum.
Sambil menyantap daging rusa yang masih hangat, anggota suku ini termasuk anak-anak suku Nenet akan menikmati hidangan lezat itu.
Mereka menikmatinya sembari mereka bercengkrama, meski darah berlepotan dimulut dan tubuh.
Bukan tanpa alasan mereka memiliki kebiasaan itu.
Rupanya, mereka menyakini bahwa memakan daging rusa mentah dan meminum darah adalah upaya melawan cuaca dingin yang sangat ekstrim.
Ada pula keunikan lain dari cara mereka berburu rusa. Untuk berburu, mereka dibantu oleh anjing-anjing.
Anjing-anjing samoyed menjadi teman suku ini untuk membantu mereka menggiring kawanan rusa yang mencari reremputan di bawah timbunan salju.
Begitulah suku ini beradaptasi dengan baik dengan kondisi Arktik.
Sementara soal sistem kepercayaan, suku ini masih memiliki sistem kepercayaan perdukunan dan animisme.
Hebatnya, mereka sangat menghormati tanah dan sumber daya alam yang ada, yang merupakan sumber kehidupan mereka.
Sehingga, alam di sana tetap terjaga meski mereka hidup nomaden.
Sayangnya, disebut-sebut para pendatang dan penyusup sering masuk ke wilayah mereka untuk mencuri rusa-rusa suku Nenets.
Padahal, rusa yang mereka gembalakan merupakan mata pencaharian utama Nenet.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik, CPO dan Biji Kelapa Sawit Jadi Penyebabnya
Baca juga: Airlangga Pastikan Program Kartu Prakerja Dilanjutkan karena Bermanfaat bagi Masyarakat
Baca juga: Omicron Ancam Olimpiade Musim Dingin Beijing, Bakal Jadi Pembatasan Besar-besaran
Artikel ini telah tayang di Intisari.gri.id