Internasional
Kasus Omicron Melonjak, Jepang Perluas Pembatasan Covid-19
Pemerintah Jepang memperluas pembatasan Covid-19 untuk mencegah penyebaran varian Omicron. Restoran dan bar akan tutup lebih awal di Tokyo dan selusin
Namun, restoran yang menyajikan alkohol harus tutup satu jam lebih awal.
Restoran yang tutup pada jam 9 malam dan tidak menyajikan alkohol menerima 30.000 yen ($263) per hari sebagai kompensasi pemerintah.
Sedangkan yang tutup pada jam 8 malam mendapatkan 25.000 yen ($220) per hari.
Para kritikus mengatakan tindakan tersebut, yang hampir secara eksklusif menargetkan bar dan restoran, tidak masuk akal dan tidak adil.
Mitsuru Saga, manajer restoran "izakaya" bergaya Jepang di pusat kota Tokyo, mengatakan memilih menyajikan alkohol dan tutup pada pukul 8 malam.
Meskipun menerima kompensasi yang lebih rendah dari pemerintah.
“Kami tidak dapat membuat bisnis tanpa menyajikan alkohol,” kata Saga dalam sebuah wawancara dengan Nippon Television.
“Sepertinya hanya restoran yang ditargetkan untuk pengekangan," katanya.
Setelah lebih dari dua tahun pengekangan berulang dan permintaan jarak sosial, orang Jepang semakin menjadi kurang kooperatif terhadap tindakan tersebut.
Baca juga: Wanita Jepang Tuntut Pendonor Sperma Rp 43 Miliar, Pemuda Itu Berbohong, Bayi Dititip ke Pusat Anak
Orang-orang kembali bepergian dengan kereta yang penuh sesak dan berbelanja di toko-toko yang ramai.
Stasiun kereta api utama Tokyo Shinagawa penuh sesak seperti biasa dengan para komuter yang bergegas untuk bekerja pada Jumat pagi.
Jepang secara singkat melonggarkan kontrol perbatasan pada November 2021.
Tetapi dengan cepat membalikkannya untuk melarang sebagian besar pendatang asing ketika varian Omicron mulai menyebar di negara lain.
Jepang mengatakan akan tetap pada kebijakan perbatasan yang ketat hingga akhir Februari 2022 ketika negara itu mencoba memperkuat sistem dan perawatan medis.
Kontrol perbatasan yang ketat telah memicu kritik dari mahasiswa dan cendekiawan asing yang mengatakan tindakan itu tidak ilmiah.