Opini
Meningkatnya Kekerasan Seksual, Tanggung Jawab Siapa?
Betapa tidak, dalam tiga bulan terakhir sederet kasus kekerasan seksual menimpa anak-anak kita, kasus yang rasanya sulit diterima oleh akal sehat

Orang tua juga bisa mengajak anak untuk mendalami kandungan ayat suci Alquran bahwa perbuatan seperti ini sangat keji, dan dosa besar yang harus dihindari.
Mendampingi anak di setiap aktivitas dan rutinitasnya, menanyakan keperluannya tatkala ingin keluar rumah terlebih di malam hari, juga memberikan kepercayaan dan menanamkan rasa tanggung jawab untuk menjaga dirinya sendiri.
Mengawasi tontonan dan bacaannya serta berkoordinasi dengan para guru, juga mengenali kawan-kawannya dan perilakunya di sekolah.
Orang tua juga harus memastikan dengan siapa anak bergaul, menelusuri rekam jejak dan sepak terjang kawan karibnya, orang tua dan tempat tinggalnya Membatasi dalam menggunakan handphone, memperhatikan serta mengecek setiap konten tontonannya serta cara anak dalam berkomunikasi.
Bekali anak dengan informasi terkait dampak negatif pornografi serta hubungan status di luar nikah.
Baca juga: Anggota DPR RI dari NasDem Soroti Kasus Korban Kekerasan Seksual di Manado yang Tak Ditanggung BPJS
Mengedukasi tentang seksualitas dan tema seks yang sifatnya sensitif seperti menstruasi, mimpi basah, melahirkan dan sebagainya.
Organ vital tidak diperkenankan dilihat apalagi dipegang oleh siapapun kecuali dalam kondisi darurat seperti sakit itu pun melalui pendampingan orang terdekat.
Menanamkan keberanian kepada anak agar tidak takut melapor kepada keluarga dan aparat penegak hukum jika mengalami hal-hal yang tidak sepatutnya.
Di sisi lain, orang tua mengarahkan anak dan mengajaknya pada kegiatan positif sehingga fokus anak teralihkan dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang berbau pornografi, orang tua juga harus memberikan keteladanan dengan tetap menjaga marwah meskipun berada di dalam rumah.
Kemudian ulil amri sudah seharusnya memikirkan program-program serius tentang penguatan ketahanan keluarga dengan melibatkan banyak pihak, jangan hanya berorientasi pada pembangunan fisik semata tetapi bagaimana agar generasi kita kelak terbebas dari dunia kelam seperti kasus di atas, patuh akan perintah Allah dan memiliki akhlakul karimah.
Aparat penegak hukum juga agar bersikap hati-hati dalam menangani kasus seperti ini, mampu mempertimbangkan semua rasa keadilan, terlebih menyangkut hak korban karena akan mempengaruhi masa depannya.
Memastikan semua proses hukumnya berjalan transparan, tak ada yang ditutup-tutupi, dan meskipun pelaku adalah anak-anak namun sebisa mungkin diberikan hukuman maksimal agar menimbulkan efek jera.
Di sisi lain, bagi keluarga pelaku, tetaplah bersikap objektif, jangan sampai bersikap cuek terhadap perbuatan buruk pelaku dan kondisi korban sehingga mati-matian membela yang salah.
Di sisi lain masyarakat juga harus berperan aktif mengawasi dan menegur jika melihat tindak tanduk anak-anak kita terutama di sektor wisata, rumah kos dan lainnya karena ini bagian nahi munkar anjuran agama.
Terkadang di tempat wisata kita saksikan pasangan muda mudi begitu mesra melebihi pasangan yang telah menikah, ironisnya tak ada yang menegur atau memperingatkan dengan alasan menganggap itu hal yang biasa.