Jurnalisme Warga

Serunya Lewat Jalan Tol Sibanceh

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh infrastrukur/prasarana yang memadai sebagai penunjang berbagai kegiatan

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Serunya Lewat Jalan Tol Sibanceh
FOR SERAMBINEWS.COM
CHAIRUL BARIAH, Wakil Rektor II Uniki, Dosen Fakultas Ekonomi Umuslim, dan Anggota FAMe Chapter Bireuen, melaporkan dari Banda Aceh

OLEH CHAIRUL BARIAH, Wakil Rektor II Uniki, Dosen Fakultas Ekonomi Umuslim, dan Anggota FAMe Chapter Bireuen, melaporkan dari Banda Aceh

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh infrastrukur/prasarana yang memadai sebagai penunjang berbagai kegiatan.

Sejauh yang kita amati, pemerintah pusat terus berupaya memenuhi berbagai prasarana pendukung di daerah untuk kebutuhan masyarakat agar mudah dalam beraktivitas sehari-hari, terutama dalam bentuk jalan umum/lintas nasional dan jalan tol yang bebas hambatan.

Sebagai bagian dari masyarakat Aceh, sewaktu kecil saya pernah bermimpi kapan ya ada jalan tol di Aceh.

Salah satu persimpangan di Tol Banda Aceh – Sigli dengan pemandangan Gunung Seulawah.
Salah satu persimpangan di Tol Banda Aceh – Sigli dengan pemandangan Gunung Seulawah. (For Serambinews.com)

Sudah beberapa daerah yang saya kunjungi dalam wilayah Indonesia, apalagi di kota besar, ada jalan khusus yang bebas hambatan atau jalan tol selain dari ruas jalan umum.

Presiden Indonesia sudah beberapa orang berganti, begitu juga Gubernur Aceh, wacana sudah sekilan lama, tapi baru jalan tol di Aceh baru terwujud pada saat Indonesia dipimpin Bapak Jokowi dan di masa Gubernur Irwandi Yusuf.

Kedua tokoh inilah yang mewujudkan mimpi masyarakat Aceh untuk memilki jalan tol.

Kemudian, Bapak Nova Iriansyah yang melanjutkan program tersebut di tingkat lokal.

Jalan tol pertama Aceh atas prakarsa Presiden Jokowi ini diberi nama Sibanceh, singkatan dari Sigli–Banda Aceh.

Panjangnya ± 74,1 km yang mulai dibangun pada tahun 2018.

Tol ini merupakan tol pertama di ujung provinsi paling barat Indonesia dan termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam rangka mendukung kemudahan mobilitas masyarakat.

Baca juga: Kemenag Verifikasi Meunasah dan Tanah Wakaf di Lembah Seulawah, Masuk Area Proyek Jalan Tol Sibanceh

Baca juga: Sibanceh Operasi Akhir Desember 2021, Jika Pembebasan Lahan Tuntas

Pemerintah memercayakan pembangunan jalan tol Sibanceh ini kepada PT Hutama Karya dan PT Adi Karya.

Diresmikan penggunaannya oleh Presiden Jokowi pada selasa, 25 Agustus 2020.

Jalan tol ini juga dilengkapi dengan fasilitas rest area atau tempat istirahat di Jantho–Indrapuri, tepatnya di Km 37 dan Blangbintang-Indrapuri Km 54.

Tol Sibanceh ini memiliki enam simpang susun dan tujuh gerbang tol.

Jalan Tol ini diharapkan mampu mempermudah akses distribusi logistik dan mobilitas orang.

Pada awal Maret 2021, saya sekeluarga ingin sekali melewati jalan Tol Sibanceh dari Banda Aceh.

Sebelum niat itu terlaksana kami cari beberapa referensi terlebih dahulu melalui beberapa teman yang sudah melintas di sana.

Ada rasa ragu, bagaimana situasi dan kondisinya, samakah dengan jalan tol di daerah lain? Kami teguhkan hati seraya berdoa, akhirnya petualang ini kami mulai.

Diawali dari jalan Darussalam ke Blangbintang melalui kawasan Lanud Aceh, kami masuki gerbang Tol Blangbintang menuju Indrapuri.

Dengan menempelkan kartu tol, pintu pun terbuka, informasi saldo kartu terbaca di media yang tersedia.

Tarif tol yang tertera di papan terbagi lima golongan kendaraan, asal dari Blangbintang menuju Indrapuri, kendaraan kami masuk dalam kategori I dengan tarif Rp16.000, golongan II dan III Rp25.000, golongan IV dan V Rp32.000.

Baca juga: Pembangunan Ruas Tol Sibanceh Dipacu, Seksi 2, 5 dan 6 Ditargetkan Siap Akhir 2021

Penetapan tarif ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 198/KTPS/M/2021.

Kami pun melaju dengan kecepatan biasa dan mulai memanfaatkan kesempatan menggunakan kecepatan perlahan 60 dan akhirnya 100 km/jam, bahkan terkadang lebih.

Rambu batas kecepatan jelas terpasang di kedua sisi jalan, begitu juga beberapa peringatan penting tentang penggunaan jalan ruas tol.

Pengalaman pertama melewati jalan tol ini sedikit menegangkan karena belum mengenal kondisi atau medannya.

Saat beberapa kilometer telah kami lewati, di sisi jalan tampak mobil derek.

Ini fasilitas yang disediakan sebagai antisipasi bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada saat melintasi jalan tol.

Di sisi jalan ada juga pagar pembatas agar hewan liar tidak memasuki jalan tol.

Kami tidak dapat menikmati perjalanan dengan nyaman karena belum terbiasa, masih harus membaca rambu-rambu yang ada.

Namun, tanpa terasa akhirnya kami tiba di gerbang tol Indrapuri, kemudian ditempelkan kartu dan portal pintu ke luar pun terbuka, saldo kartu terpotong sesuai tarif yang telah ditentukan Rp16.000.

Beberapa minggu lalu, kami ke Banda Aceh dan sengaja pilih melalui Jalan Tol Indrapuri–BlangBintang.

Perjalanan ini sudah kami rencanakan beberapa waktu sebelumnya, sehingga lebih siap dan tidak ada beban.

Baca juga: Pembebasan Tol Sibanceh 3,43% Lagi, Ditargetkan Tuntas Akhir Tahun Ini

Sebagaimana biasa masuk gerbang tol, kami menempelkan kartu dan portal pintu masuk pun terbuka.

Petualangan seru kami mulai dengan kecepatan 60 perlahan naik dan akhirnya 100 km/jam.

Tanpa sadar sopir yang mengemudikan kendaraan kami telah menambah kecepatan di atas 120 km/jam.

Saya yang duduk di bangku belakang segera menepuk bahunya agar membaca rambu bahwa kecepatan maksimal yang dibolehkan hanya 100 lm/jam serta tidak boleh menggunakan bahu jalan dan tidak boleh menggunakan jalur kanan, kecuali untuk mendahului.

Pada saat kecepatan kendaraan berada di 100 km, tiba-tiba di hadapan kami ada seekor anjing yang melintas.

Hampir saja sang sopir tak mampu mengendalikan kendaraannya karena menekan rem secara tiba-tiba.

Kami yang duduk di belakang semua terhentak ke depan, untung tidak ada yang terluka, tapi jantung sempat berdetak kencang.

Anak saya yang bungsu terlihat pucat karena syok dan kami menenangkannya.

Semuanya berzikir dan akhirnya jalan perlahan.

Sesuai petunjuk, sang sopir menyesuaikan kecepatan yang minimal yaitu 60 km/jam.

Dalam situasi yang masih sedikit panik, kami mencari tempat istirahat atau rest area, tapi ternyata belum dibangun.

Yang ada baru lahan dan rambu penujuk arah saja.

Baca juga: Rekanan Jalan Tol Sibanceh PT Adhi Karya Salur Sembako untuk Warga Dua Gampong di Aceh Besar

Tahun lalu kami lewat di sini kondisinya masih sama dengan saat ini.

Semoga rest area yang sangat dibutuhkan oleh para pengendara dapat terwujud dalam waktu dekat di ruas tol ini.

Menggunakan jalan tol memang harus didukung oleh fasilitas yang memadai, apalagi jika melewatinya pada malam hari.

Sangatlah berbahaya jika ada hewan yang muncul tiba-tiba dari sela-sela pagar pembatas, karena kecepatan tinggi sulit untuk menghentikan kendaraan secara tiba-tiba, dapat membahayakan diri sendiri dan penumpang lainnya.

Terlepas dari persoalan yang kami alami di atas, perjalanan kami melewati Jalan Tol Indrapuri – Blangbintang memang seru, selain mengadu nyali dan meningkatkan keterampilan dalam mengendalikan kendaraan dan juga dapat menikmati pemandangan asri hutan yang mengelilingnya.

Kicauan burung memang tidak terdengar jelas karena suara kendaraan yang lebih dominan.

Fasilitas CCTV juga sudah terpasang di beberapa titik.

Harapannya mobil derek juga harus selalu ada di beberapa titik rawan, untuk berjaga-jaga.

Lampu penerangan jalan untuk sementara sudah memadai karena belum banyak kendaraan yang menggunakan jalan tol.

Kehadiran Jalan Tol Sibanceh ini hendaknya menjadi anugerah bagi masyarakat Aceh, sehingga kesan Provinsi Aceh tertinggal dalam pembangunan dapat terhapus perlahan.

Aceh insyaallah akan mampu bersanding dengan provinsi lainnya di Indonensia.

Mari menggunakan jalan Tol Sibanceh.

Silakan melaju kencang, tapi tetap selalu waspada.

Baca juga: Ini Tarif Jalan Tol Sibanceh dari Golongan 1-5, Pintu Tol Krueng Raya-Banda Aceh Terus Dipacu

Baca juga: Anggota DPR RI Tinjau Pembangunan Tol Sibanceh

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved