Kupi Beungoh
Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (IX) - Mungkinkah Putin “Salah Hitung” di Ukraina?
Gejala pertama yang sudah mulai terlihat adalah kecepatan pengusaan wilayah, terutama penaklukan ibu Kota Kiev.
Oleh: Ahmad Humam Hamid*)
MUNGKINKAH Putin salah berhitung dalam membuat keputusan invasi Rusia?
Jangankan Putin yang berkuasa di Rusia yang lebih kecil dari Uni Soviet, para pendahulunya, pemimpin Uni Soviet yang paling hebat sekalipun, sekelas Stalin, yang bersama sekutu mengalahkan Jerman pernah membuat kesalahan fatal.
Kesalahan itu terjadi ketika Stalin memutuskan perang Korea pada tahun 1950, dua tahun sebelum ia meninggal.
Steven Kotkin, Profesor sejarah Universitas Princeton yang menulis 3 jilid biografi Stalin dalam sebuah wawancara dengan radio New Yorker baru-baru ini (Remnick, Maret 2022) menguraikan tentang permintaan Kim Il Sung-pemimpin Korea Utara, untuk menyerang Korea Selatan pada tahun 1950.
Dengan berapa asumsi yang dihitung dengan cermat oleh Stalin- ia terkenal sebagai analis resiko handal yang sangat dipercaya pemimpin pertama Soviet, Vladimir Lenin, akhirnya ia memberi persetujuannya.
Apa yang terjadi?
Perang yang awalnya dianggap mudah dan cepat itu kejadiannya seratus persen berbeda.
Pejuang Korea Selatan yang dipimpin oleh diktator pertama antikomunis, anti-Cina, dan anti-Uni Soviet, Syngman Rhee (1875-1965), melawan 75.000 serdadu komunis Korea Utara dengan semangat baja.
Tak sabar melihat keadaan yang semakin genting, Presiden AS, Harry S. Truman menurunkan tentara AS ke kancah Perang Korea.
Walaupun tentara Korea Utara pernah mempermalukan tentara AS dalam sejumlah pertempuran, akhirnya ketika perang dihentikan pada masa presiden Eisenhower, garis pemisah kedua negara kembali ke batas awal, paralel 38 utara yang disepakati oleh AS, Uni Soviet, dan PBB, sampai hari ini.
Perang itu gagal dimenangkan oleh Korea Utara, Cina, dan Rusia.
Seorang pemimpin sekelas Stalin yang menjadi otak besar Lenin membangun Uni Soviet, ahli strategi yang mengubur sekitar 400 ribu tentara Jerman di luar Moskow dan sepanjang jalan dari Jerman ke Rusia, tak menyangka ia salah berasumsi.
Ia tidak pernah berpikir Korea Selatan berperang sangat heroik, dan ia tidak pernah berhitung AS akan berperang mati-matian.
Ia membuat sebuah “miskalkulasi” fatal.