Internasional
Pengungsi Wanita Ukraina Jadi Pelacur Setibanya di Israel, Dijalankan Oleh Jaringan Kriminal Yahudi
Para wanita muda Ukraina yang menjadi pengungsi di Israel langsung ditawari menjadi pelacur oleh jaringan kriminal Yahudi.
Kesaksian para pengungsi perempuan itu akan disampaikan kepada polisi untuk membuka penyelidikan.
Selama pembahasan di Knesset pada 14 Maret 2022, Direktur Jenderal Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Tomir Moskowitz membenarkan penolakan pengungsi Ukraina memasuki Israel.
Pejabat mengklaim mereka datang untuk bekerja dalam prostitusi.
Baca juga: Pengungsi di Donbass Ungkap Bengisnya Rezim Zelensky: Mengapa Orang Ukraina Terus Membantai Kami?
“Sama seperti mereka datang sebelum perang, mereka juga datang sekarang." ujar Moskowitz.
"Beberapa dari mereka adalah korban perdagangan manusia," tambahnya.
"Beberapa tertarik untuk membawa mereka atau mengundang mereka ke sini,” katanya kepada ArabNews, Minggu (20/3/2022).
Menurut data yang ditinjau oleh Moskowitz, 247 pengungsi Ukraina ditolak masuk dari hampir 10.000 pengungsi yang mencoba memasuki Israel sejak pecahnya perang di Ukraina tiga minggu lalu.
Memikat wanita imigran Ukraina dan Rusia ke dalam prostitusi bukanlah masalah baru di Israel.
Puluhan dari mereka yang berimigrasi ke Israel pada awal 1990-an setelah runtuhnya bekas Uni Soviet dilaporkan direkrut untuk bekerja di prostitusi selama bertahun-tahun.
Baca juga: Lari Dari Perang Houthi, Pengungsi Yaman Kembali Terjebak Perang Ukraina, Lari Lagi ke Negara Lain
Sementara itu, sebuah sumber Israel yang terkait dengan lembaga yang menerima wanita imigran Ukraina mengkonfirmasi perdagangan manusia memang terjadi.
Dia menambahkan ini terjadi tidak hanya di Israel tetapi juga di Eropa.
“Saya mendengar seseorang mendatangi wanita Ukraina itu dan memberi mereka nomor telepon. Ya, itu terjadi, ”kata sumber yang meminta anonimitas.(*)