Breaking News

Jurnalisme Warga

10 Tahun Berkelana Mencari ‘Forum Lingkar Pena’

PERTAMA kali saya mengenal Forum Lingkar Pena (FLP) saat duduk di bangku SMA kelas XII, tepatnya tahun 2011 lewat novel Ayat-Ayat Cinta yang ditulis

Editor: bakri
zoom-inlihat foto 10 Tahun Berkelana Mencari ‘Forum Lingkar Pena’
FOR SERAMBINEWS.COM
KHAIRUL IHSAN, Anggota FLP Banda Aceh, bekerja di Kantor Kemenag Aceh Tamiang, melaporkan dari Kualasimpang

Ya, harus menjadi optimis.

Bagaimana tidak? Sudah lama saya menyukai dan membaca tulisan fiksi, meski tidak ada tempat berguru secara langsung, setidaknya sedikitsedikit saya mulai tahu.

Lagi pula saya berpikir itulah saatnya saya coba memanfaatkan momen sebagai awal berkarya di dunia fiksi.

Beberapa kali mengikuti event menulis dan akhirnya ada salah satu event yang tidak terlalu selektif dalam meloloskan karya menjadi buku, di saat itu akhirnya saya bisa menulis buku antologi.

Untuk penulis pemula dengan berlatih sendiri tanpa mentor, tentu hal tersebut perlu diapresiasi.

Namun, saya jadi teringat dengan kalam ulama: Barang siapa belajar tanpa guru, maka gurunya adalah setan.

Tidak tahu mana yang benar dan yang salah karena menilainya bukan dengan ilmu, tetapi dengan akal dan nafsu.

Sudah pasti banyak salahnya daripada benarnya.

Begitu pula halnya dengan menulis tanpa guru, meski tidak diganjari dosa atas kesalahan yang dilakukan, setidaknya akan banyak salahnya daripada benarnya.

Itu adalah dosa bagi para penulis pemula yang karyanya ingin dikenal dan diakui penulis lain.

Benar sekali yang dikatakan oleh salah seorang ulama fikih abad ke-8 Hijriah, Imam Ibn Ruslan dalam kitab matan Zubad, halaman 2, "Barang siapa beramal dengan ketiadaan ilmu, maka amalannya akan ditolak, tidak diterima Allah.

" Menurut saya, begitu pula halnya dengan karya tulis, siapa yang menulis tanpa ilmu tentang kepenulisan maka tulisannya tidak akan sulit diakui orang lain.

Oleh sebab itu, saya kembali membulatkan tekad mencari FLP terdekat dari tempat tinggalku.

Mungkin sudah ada cabang FLP terdekat yang bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua, itu selalu yang saya pikirkan dengan hati penuh harap.

Namun, sama saja, memang tidak ada.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved