Berita Pidie
Petani Bobol Bendungan Irigasi Lhok Naga Geumpang, Kecewa Bendungan Bernilai Rp 20 M Belum Berfungsi
"Bendungan Irigasi Lhok Naga belum berfungsi sejak dikerjakan pada tahun 2009," kata Keuchik Pucok, Kecamatan Geumpang, Samsuar.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Saifullah
Laporan Muhammad Nazar | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI – Petani di kawasan Kecamatan Geumpang, Pidie membobol Bendungan Irigasi Lhok Naga di kawasan Gampong Pucok, Kecamatan Geumpang, Pidie.
Pasalnya, bendungan yang meyerap anggaran negara puluhan miliar tersebut belum juga bisa digunakan petani untuk mengairi air ke sawah.
Padahal, sarana pertanian itu sudah dibangun sejak tahun 2009, dengan menggunakan Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) sebesar Rp 20 miliar.
"Bendungan Irigasi Lhok Naga belum berfungsi sejak dikerjakan pada tahun 2009," kata Keuchik Pucok, Kecamatan Geumpang, Samsuar kepada Serambinews.com, Minggu (3/4/2022).
"Petani sangat kecewa karena bendungan tidak berfungsi. Petani akhirnya membobol saluran irigasi supaya air bisa mengalir ke areal persawahan secara manual," jelasnya.
Ia menerangkan, bangunan bendungan itu lebih rendah dengan saluran air yang letaknya lebih tinggi.
Baca juga: Warga Titeu Pidie Dapat Ganti Rugi Lahan Proyek Bendungan Rukoh, Tertinggi Terima Rp 1,3 Miliar
Sehingga air di bendungan tidak bisa dialirkan ke saluran hingga ke areal persawahan.
Menurutnya, irigasi itu untuk tanaman padi di areal persawahan di Gampong Pucok, Leupu, Pulolhoi, dan Bangkeh, yang totalnya ratusan hektare.
Ironisnya, bendungan yang dibangun di aliran sungai itu sebagian telah ambruk sehingga batu dan kerikil menyumbat saluran irigasi.
Sementara itu, berdasarkan data diperoleh Serambinews.com, Minggu (3/4/2022), dari Bagian Sumber Daya Air pada PUPR Pidie, bahwa proyek Bendungan Irigasi Lhok Naga baru selesai dikerjakan 40 persen.
Tahun 2009, dialokasikan dana bersumber dari Otsus dengan anggaran Rp 20 miliar.
Namun, setelah dipotong pajak nilai kontrak proyek itu sebesar Rp 16.668.000.000.
Baca juga: Warga Dibayar Ganti Rugi Lahan Proyek Bendungan Rukoh, Terendah Rp 18 Juta, Tertinggi Rp 1,3 Miliar
Proyek bendungan itu dibangun PT Waskita Takabea tidak selesai dikerjakan akibat proses pembebasan lahan sebagai akses masuk yang membutuhkan waktu September hingga Oktober 2009.
Akibatnya, pekerjaan proyek itu baru dikerjakan November 2009.
Waktu tersisa dua bulan sehingga rekanan tidak bisa merampungkan proyek bendungan Rp 16,6 miliar itu karena kesandung anggaran mati pada 15 Desember 2009.(*)