Jurnalisme Warga

Duka Cita Jadi Guru di Madrasah

Setelah menyelesaikan pendidikan aliah, saya melanjutkan pendidikan ke Dayah Ma’hadal ‘Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga sampai tahu

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Duka Cita Jadi Guru di Madrasah
FOR SERAMBINEWS.COM
TGK.AZHARI, S.H., alumnus Dayah Mudi Mesra, asal Keramat Mupakat, guru di MTsN 6 Aceh Tengah, melaporkan dari Aceh Tengah

Selama menjadi guru di madrasah, saya betul-betul merasa bahwa saya sudah keluar dari kebiasaan.

Merupakan sebuah tantangan besar dalam hal kesabaran ketika saya hadapi siswa-siswi yang terkadang belum terlalu siap menerima ilmu ataupun karena ribut dan mengganggu teman saat jam belajar.

Memang tidak semua pelajar seperti itu, sebab ada juga yang serius dan rajin belajar, tapi jika dipersentasekan mungkin sekitar 40 persen yang sadar akan pentingnya ilmu dan berakhlakul karimah.

Dihiasi akhlakul karimah ‘Al-adabu fauqa al-ilmi’, kalam hikmah inilah yang selalu saya coba tanamkan dalam hati pelajar di madrasah.

Saya jelaskan bahwa keberkahan ilmu itu akan didapat dengan menjaga adab dengan guru dan menjaga adab dengan ilmu, juga adab-adab dalam menuntut ilmu lainnya sebagaimana yang dijelaskan oleh Syeikh Az-zarnujy dalam kitabnya ‘Ta’liim al-muta’allim thariiqa al-ta’allum’.

Tentunya perjuangan yang besar untuk menanamkan akhlak budi pekerti dan kesadaran akan pentingnya ilmu kepada peserta didik.

Lebih-lebih lagi mereka tinggal di daerah yang kurang perhatian terhadap pendidikan.

Salah satu faktornya, menurut saya, kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.

Oleh karena itu, ketika diberikan kesempatan khutbah Jumat di Masjid Al-Kawakib, Bintang, saya gunakan momen tersebut menjelaskan kepada para orang tua bahwa kewajiban dalam pendidikan karakter anak bukan hanya tugas guru, tetapi juga kewajiban orang tua selaku ‘madrasah pertama’ untuk anak-anaknya.

Meski tak lagi di dayah, tetapi saya akan berusaha membawakan dimensi kedayahan ke madrasah ini.

Sehingga, anak-anak didik kami nantinya akan jadi orang berilmu pengetahuan luas disertai dengan akhlak yang agung.

Inilah makna yang tersirat dari petuah Abu Mudi di saat saya pamit, “Untuk itulah kita dirikan kampus di dayah agar ilmu dan adab yang kita miliki bisa kita transformasikan ke segala lini, baik di lingkungan masyarakat maupun dalam dunia pendidikan.

” Semoga!

Baca juga: Peringati HAB, Guru Madrasah dan Kankemenag Bireuen Gelar Olahraga Ceria

Baca juga: Tiga Siswi Madrasah asal Aceh Juara Myres Super Camp Nasional 2021

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved