Opini

Ramadhan yang Dirindukan

WAHAI manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan Maghfirah

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Ramadhan yang Dirindukan
FOR SERAMBINEWS.COM
Abd. Halim Mubary Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga dan Kepala KUA Kecamatan Gandapura, Bireuen.

Mengingat masih banyak saudara-saudara kita yang berkekurangan dan butuh uluran tangan kita.

Seperti menyumbangkan bekal berbuka puasa kepada kaum muslimin, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, dan kaum papa lainnya.

Sehingga rezeki yang Allah titipkan pada kita yang mampu, dapat menemui jalan yang diridhai-Nya.

Karena bulan Ramadhan identik dengan bulan untuk saling berbagi.

Sayyid Husain Al’Affani dalam karyanya “Nidaa-u Rayyan, fi fiqhi Shaumi wa Fadhli Ramadhan” menyebutkan, bahwa tujuan utama dan terpenting dari Ramadhan adalah apa yang dapat kita petik dari hikmah puasa dan bagaimana mewujudkannya dalam realitas kehidupan keseharian.

Adapun sebagai seorang hamba Allah, kita harus mampu memperbaiki diri sehingga menjadi lebih baik lagi dibandingkan hari sebelum Ramadhan.

Kita harus membersihkan diri dari semua penyakit hati dan hidup ikhlas lahir batin dalam menjalankan ibadah puasa.

Karena puasa menjadi pintu gerbang ‘ibadatus-sirr (ibadah rahasia) yang hanya Allah dan hamba-Nya yang menjalaninya saja yang tahu, seseorang berpuasa atau tidak.

Oleh karenanya Allah memberi ganjaran pahala besar bagi orang yang mengerjakan puasa Ramadhan dengan ikhlas.

“Setiap amalan bani Adam akan dilipatgandakan pahalanya, kecuali puasa.

Sesungguhnya itu milik- Ku dan aku akan memberikan balasannya kelak” (HR.Muslim).

Dan keikhlasan merupakan salah satu kunci datangnya pintu pertolongan dari Allah kepada hambahamba yang menjalaninya dengan penuh cinta.

Sebuah amalan akan kehilangan maknanya ketika manusia telah melanggar dan menyalahi aturan Allah.

Sadar atau tidak, betapa banyak sudah kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan selama ini.

Lupa melaksanakan perintah Allah dan kerap alpa menjauhi larangan-Nya (hablum minallah), Baik itu antar kepala keluarga dengan istri dan anaknya, pimpinan kantor dengan bawahannya (hablum minannas).

Benar, manusia tidak terlepas dari salah dan dosa.

Namun jika tetap terjadi pembiaran dengan terus menerus melakukan dosa-dosa baik terhadap Allah maupun dengan sesama, maka dosa itu nantinya akan menumpuk dan menggunung, sehingga sulit untuk membersihkannya.

Untuk itu, mari rebut momentum bulan Ramadhan ini dengan memperbanyak ibadah, sedekah, santunan, tadarus, dll yang mendatangkan banyak pahala.

Karena ritual ibadah apa pun yang kita kerjakan, harus dapat menyemaikan kebaikan bagi kita dan orang lain.

Jika kaum muslimin dalam melaksanakan ibadah Ramadhan, dilandasi dengan keikhlasan dan berharap ridha Allah, niscaya akan dapat menggapai tujuan mulia; menjadi hamba Allah yang muttaqin.

Jadi puasa Ramadhan hendaknya menjadikan kita lebih saleh dari sebelumnya, dengan tujuan akhir menggapai nilai takwa; la’allakun tattaqun.

Marhaban ya Ramadhan. 

Baca juga: Komunitas Sahabat Safar Gelar Bazaar Amal Isi Kegiatan Ramadhan

Baca juga: Sebagian Aceh Diprediksi tak Dilanda Hujan Hingga 12 Ramadhan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved