Kupi Beungoh

Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (XXI) - Putin Mengecoh Amerika vs Putin Penjahat Perang

Harapan terbesar AS kini sangat tergantung kepada Uni Eropa, dan kemampuan berbaik baik dengan Iran dan Venuezela.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Pihak Rusia melalui orang dekat Putin, bekas presiden Rusia, Medvedev, telah memberi peringatan kepada Swedia dan Finlandia untuk siap menanggung resiko jika hal itu dilakukan.

Apa yang menjadikan AS gusar saat ini adalah definisi kemenangan Rusia di Ukraina ditampilkan secara ganda di hadapan publik dunia.

Tampilan pertama plan A untuk menguasai ibu kota Kiev, menduduki Ukraina, meggantikan pemerintahan, kini telah dirobah menjadi plan B, yakni menguasai Ukraina Timur dan Selatan.

Bisa saja itu terjadi karena Rusia gagal dengan plan A, tetapi dengan plan B ini Rusia yang sedikit lagi upayanya, dan jika berhasil akan membuat Ukraina mati kutu, karena praktis seluruh pesisirnya akan terkunci dan dikuasai Rusia.

Kota Mariupol yang merupakan salah satu kota penghubung moda transportsi laut, kini telah dikepung Rusia, dan praktis seluruh jalur masuk ke luar kota telah terkunci.

Secara teori ini hanya persoalan menunggu hari, kapan kota ini akan jatuh dan dikuasai oleh Rusia.

Ultimatum telah diberikan kepada petempur Ukraina di dalam kota oleh Rusia, namun pihak Ukraina tetap tidak mau menyerah.

Target terakhir Rusia di Timur setelah Mariupol adalah masuk ke kota paling Selatan, Odessa, yang merupakan pelabuhan terbesar Ukraina dan sekaligus menutup semua pesisir Ukraina, di laut Azov dan setengah laut Hitam.

Jika Rusia berhasil menguasai Odessa, praktis semua kawasaan itu akan menjadi “danau” milik Rusia dan menjadikan Ukraina sebagai “landlock country”- negara yang tidak terkoneksi dengan laut.

Bayangkan saja skenario Indonesia, sebagai Rusia, dan Malaysia sebagai Ukraina. -tidak sangat sama, Rusia -Ukraina 18 km, Pesisir Sumatera -Pulau Penang 1.604 kilometer. Indonesia merampas Penang- Crimea, lalu merambah ke daratan seperti Rusia lakukan terhadap Ukraina hari ini.

Merampas Pulau Pinang, kemudian menguasai Singapura dan pesisir Barat Malaysia sampai Kedah akan menjadikan Indonesia secara total menguasai pesisir barat Malaysia yang akan bergabung dengan pesisir di seberangnya Sumatera.

Bukankah dengan demikian Selat Melaka akan menjadi danau besar milik Indonesia- kecuali dibatasi oleh hukum laut internasional.

Sekiranya Malaysia tidak mempunyai pesisir Timur Kelantan dan Terengganu, Pahang, dan Johor maka Malaysia akan menjadi “landlock country” seperti imajinasi Putin terhadap Ukraina.

Pekerjaan besar blok Barat hari ini adalah mengagalkan plan B Putin, dengan berbagai cara.

Perang terbuka adalah sesuatu yang sangat dihindarkan, walaupun jika keadaan kritis, bukan tidak mungkin kekuatan angkatan laut NATO akan memasuki Laut Hitam, mungkin dengan membawa mandat PBB untuk memblokade Rusia mengempur Ukraina dari laut.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved