Ramadhan Mubarak
Puasa dan Kewenangan Memilih Takdir
Seperti sudah dijelaskan, di antara hikmah ibadah puasa adalah sarana untuk berlatih mengendalikan emosi dan menahan diri dari berbuat salah
Karena tidak diketahui, setiap orang dipersilakan “untuk memilih takdirnya” dalam arti membuat rencana, mengusahakannya secara sungguh-sungguh, dan berdoa secara tulus pada setiap tahap dalam usaha mencapai “takdir yang dipilih” itu.
Apakah semua orang akan memperoleh hasil sesuai dengan pilihannya? Jawabannya belum tentu.
Kalau rencana dan usaha itu berhasil berarti dia sudah melakukan pilihan yang tepat dan usaha yang tepat sesuai dengan sunnatullah (hukum sebab akibat).
Kalau pilihan dan usaha itu tidak berhasil berarti dia melakukan pilihan yang tidak sesuai dengan sunnatullah.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa orang yang berbuat baik akan diberi balasan baik dan orang yang berbuat buruk akan diberi balasan buruk.
Pada ayat lain disebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (termasuk orang perseorangan) kalau dia tidak berusaha untuk mengubahnya, termasuk mengubah sikap mental dari berkecenderungan negatif menjadi berkecenderungan positif.
Semua ini tentu mesti dilakukan dengan kesabaran, kesungguhan, perencanaan yang baik, pengetahuan yang memadai, dan usaha yang sungguh-sungguh.
Semuanya memerlukan pelatihan dan puasa merupakan bagian dari pelatihan tersebut.
Wallahu a`lam bish-shawab
Baca juga: Shalat Tarawih dan Shalat Malam (4)
Baca juga: Shalat Tarawih dan Shalat Malam (5)