Berita Banda Aceh
Catatan Penting Safaruddin untuk Pon Yaya, Mulai Otsus, Narkoba, Kekerasan Seksual dan Kemiskinan
Anggota DPRA dari Partai Aceh, Saiful Bahri alias Pon Yaya resmi menjabat Ketua DPRA sisa masa jabatan 2019-2024 usai dilantik dalam rapat paripurna
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
Sungguh sangat miris dan menyayat hati kita semua, dimana kasus-kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba serta kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak terus terjadi," ungkapnya.
Baca juga: Ayah Minta Anaknya Pulang Kampung, Saat Tiba Sudah Jadi Jenazah, Keluarga Histeris, Istri Pingsan
"Kondisi ini menjadi tanggungjawab kita semua, baik eksekutif, legislatif, yudikatif dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyatakan perang terhadap narkoba dan kekerasan seksual," tegas Safaruddin.
Dari sisi lain, Aceh juga dihadapkan pada persoalan kesehatan, isu stunting masih menjadi kekhawatiran semua.
Ia mengajak semua pihak untuk memberikan perhatian lebih serius terhadap permasalahan ini.
"Salah satu solusinya adalah mempertahankan keberlangsungan program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), dan program pemerintah lainnya yang berorientasi kepada upaya peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan," tambah dia.
Kemudian permasalahan lain yang tidak kalah penting, menurut Safaruddin, terkait dengan kualitas pendidikan Aceh dimana masih di bawah rata-rata pendidikan nasional.
Baca juga: Gubernur Aceh Harap Pon Yahya Dapat Bekerja Sama untuk Capai Kesejahteraan Rakyat
Padahal pendidikan merupakan hak dasar warga negara sebagaimana diamanahkan oleh undang-undang, demikian juga dana otsus selama ini dialokasikan untuk menanggulangi masalah tersebut cukup besar (minimal 20 % ).
"Maka hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi kita bersama demi generasi Aceh yang lebih baik ke depan," sebut putra asli Aceh Barat Daya (Abdya) ini.
Selain hak dasar kesehatan dan pendidikan, lanjut Safaruddin, isu kemiskinan juga menjadi cambuk bagi Aceh.
Terlepas dari parameter yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kata Safaruddin, namun hal ini perlu menjadi bahan introspeksi dan renungan bagi pemangku kepentingan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan ke depan.(*)
Baca juga: VIDEO Pon Yahya Resmi Dilantik Sebagai Ketua DPR Aceh