Kupi Beungoh
Reni, Gadis Cantik dari Aceh Besar yang Kuliah Sambil Mencari Nafkah
Sejak duduk di kelas 3 SMKN Darul Kamal, Reni membuka usaha menjahit di rumah orangtuanya di Desa Blangkiree, Kecamatan Darul Kamal.
Reni adalah anak yang baik dan berbakti. Jika anak lain yang seusia Reni rata-rata masih meminta uang SPP kuliah dan uang jajan pada orangtua, maka Reni justru telah ikut membantu ekonomi keluarga.
Saya kira, dalam hal ini Reni patut diapresiasi. Pemerintah daerah dan DPRK Aceh Besar kiranya perlu mengunjungi tempat usaha Reni untuk selanjutnya diberikan dukungan pengembangan yang memadai.
Reni dalam menggapai impiannya tidaklah mudah. Ia memulai usaha dalam perjuangan yang sulit. Ia tak memiliki modal keuangan. Ia pertama kali mencoba usaha menjahit dengan bahan dan mesin jahit seadanya.
“Saya mengalami kesulitan dalam belajar menjahit ini. Sebab saya tidak memiliki bakat dan tidak mengerti dasar-dasar dalam menjahit. Selain itu saya tak punya modal untuk memulai usaha,” kata Reni.
”Saya kesulitan dalam membeli bahan untuk praktek, sehingga saya bertekad untuk berjualan mie goreng ketika masih duduk di bangku SMK,” kenang gadis cantik ini dengan mata berkaca-kaca.
Bahkan ia mengaku kesulitan untuk transportasi ke sekolah. Kalau pagi dia pergi numpang sama kawannya. “Terkadang saya pulang sekolah dengan jalan kaki berkilo meter di bawah terik matahari,” cerita Reni.
Baca juga: Rindu Thimpan di Paris
Usaha Tidak Sia-sia
Akhirnya perjuangan Reni selama di SMK ternyata tidak sia-sia. Tetapi untuk mengembangkan usaha saat ini sangat terkendala di segi modal. Hasil yang dia dapatkan dari menjahit dia gunakan untuk kuliah sambil membantu keluarga.
Reni berharap bantuan modal usaha dari pemerintah daerah Aceh dan kabupaten Aceh Besar untuk dapat mengembangkan lagi usahanya, seperti ketersediaan lapak yang bagus untuk menjahit, pengadaan mesin jahit dan peralatan lain.
Reni bercerita, dalam menjahit harus mempunyai keterampilan dan kesabaran, kreatif dan selalu dinamis. Keterampilan menjahit itu bagi keberlangsungan hidup.
Bagi orang yang tidak ahli menjahit kesulitan untuk mendapat hasil jahitan yang lurus dan rapi saat menjahit. Memiliki skill menjahit juga membuat kita lebih hemat karena tidak payah kita menyuruh lagi pada orang lain.
Pada saat mendengar kata menjahit cenderung orang terfikir kepada perempuan, padahal keterempilan menjahit yang banyak ditekuni oleh kalangan pria juga. Lihat contohnya Suryadi Bukhari yang sukses menjadi pengusaha konveksi yang dia rintis sambil kuliah di USM (Lihat Hasan Basri M. Nur, Berkat Kerja Sambil Kuliah, Kini Suryadi Jadi Toke di Banda Aceh, Serambinews.com, edisi 8/2/2022)
Baca juga: Meski Jarang Menginfeksi Manusia, Virus Hendra Dinilai Lebih Mematikan Ketimbang Covid-19
Peluang Bisnis
Manfaat menjahit adalah menghasilkan baju, merancang baju, dan menjual baju. Beruntunglah kalau mempunyai hobi menjahit karena di samping mencari pemasukan, sekaligus menjalankan usaha rumahan bahkan punya pekerja.
Pakaian sudah bukan sekedar kebutuhan, tetapi juga sebagai bagian penting untuk menunjang penampilan seseorang agar lebih percaya diri dan terlihat modis. Pakaian juga biasanya digunakan untuk menunjukkan status sosial.