Salam
Harusnya Kita Berusaha Kurangi Pakai Plastik
ESN dan Perkumpulan Telapak Teritori Aceh mengungkapkan bahwa air Krueng Aceh selama ini terkontaminasi mikroplastik
Kejadian serupa sebenarnya juga ditemukan di berbagai tempat lain seperti di Spanyol, Norwegia, dan Selandia Baru.
Bahkan tidak hanya paus, ratusan jenis hewan laut lainnya juga telah dilaporkan tewas karena pencemaran plastik.
Para ahli dan peneliti mengatakan sampah plastik yang hanyut terbawa air hujan atau melalui aliran air yang bermuara di lautan telah menjadi ancaman serius bagi biota laut, bahkan kini menjadi ancaman nyata bagi manusia.
Beberapa tahun lalu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melaporkan bahwa garam meja hingga ikan teri yang diambil dari perairan Indonesia juga telah tercemar mikroplastik.
Ujung dari rantai makanan dan bahan masakan tersebut adalah manusia.
Jadi, temuan cemaran mikroplastik di Krueng Aceh sebenarnya bukan sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya, mengingat Indonesia dilaporkan sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan yang terbesar kedua di dunia setelah China.
Para aktivis lingkungan mengingatkan, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi sampah plastik di sungai dan lautan.
Salah satu hal yang paling penting adalah mengubah kebiasaan dengan menghindari, mengurangi, memakai kembali, dan daur ulang plastik, Kita bisa mulai menghindari penggunaan atau pembelian produk plastik sekali-pakai dalam aktivitas keseharian, seperti penggunaan plastik kresek, membeli jajanan dalam kemasan dan botol plastik, penggunaan sedotan plastik, dan sejenisnya.
Sebab, sampah plastik yang paling banyak ditemukan di lautan berasal dari jenis pengemas tersebut.
Nah?!
Baca juga: WASPADA! Krueng Aceh Terkontaminasi Mikroplastik, Ini Bahaya Bagi Kesehatan sampai Ganggu Kesuburan
Baca juga: Krueng Aceh Montasik Tercemar Enceng Gondok dan Sampah, Anggota DPRA Minta Balai Sungai Benahi