Berita Subulussalam
Ketua Apkasindo Subulussalam Sebut Harga TBS Kelapa Sawit Dipatok di Bawah Penetapan Pemerintah.
“Tapi fakta di lapangan harga yang ditetapkan Pemerintah Aceh tidak pernah digunakan dalam pembelian TBS kelapa sawit di Subulussalam, penetapan...
Penulis: Khalidin | Editor: Nurul Hayati
Harga pupuk NPK mutiara, pupuk KCL, herbisida dan lainnya tak terkendali karena naik sejak beberapa bulan lalu.
Menurut Netap Ginting, keadaan ini sangat menyulitkan petani sawit
Apalagi harga kebutuhan pokok terus meningkat, ditambah lagi kebutuhan biaya anak sekolah.
Padahal, kata Netap, Subulussalam termasuk salah satu penghasil TBS terbesar di Aceh karena hampir 80 persen masyarakat kota Subulussalam menggeluti komoditi tersebut.
Namun, lanjut Netap, dengan harga yang anjlok dan dikhawatirkan akan ke titik nadir ini, kondisi masyarakat sangat merana.
Baca juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Subulussalam Terus Menurun
Netap pun mendesak pemerintah bersama DPRK Subulussalam, turun tangan mencari solusi.
Dia mengingatkan, Pemko Subulussalam tidak tinggal diam atas kondisi yang dialami masyarakatnya.
Lebih jauh, Netap meminta pemerintah dan DPRK bertindak dengan meninjau langsung pabrik penampung buah kelapa sawit di Kota Sada Kata itu.
Sebab, kata Netap keberadaan pabrik sesuai harapan saat akan dibangun beberapa tahun lalu untuk menjaga stabilitas harga TBS.
"Maka ini harus pantau ke pabrik jangan ada yang mempermainkan harga,” tegas Netap
Lebih jauh dikatakan, kondisi harga TBS yang anjlok setiap habis lebaran kerap melanda petani kelapa sawit.
Dia pun tidak tah,u mengapa harga TBS anjlok setiap momen Lebaran, sehingga imbasnya kepada masyarakat petani.
”Mengapa harus masyarakat petani yang menanggung harga yg sangat rendah ini,” keluh Netap. (*)
Baca juga: Pemkab Nagan Raya Surati 11 Pimpinan PMKS Soal Harga TBS