Ketua Umum Projo Sebut Duet Ganjar-Anies Bisa Setop Polarisasi
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan, bahwa usul untuk memajukan Ganjar-Anies sah-sah saja.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan isi pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Jokowi, pada Selasa (31/5/2022) lalu.
Budi mengatakan, bahwa dalam pertemuan itu sudah membicarakan soal capres-cawapres 2024.
Dimana, Surya Paloh ingin menduetkan Ganjar Pranowo-Anies Baswedan.
Hal itu disampaikan Budi Arie dalam siaran kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Jumat (3/6/2022).
"Ya, itu (duet Ganjar-Anies,red) sudah disampaikan langsung Bang Surya ke Pak Jokowi. Ini kan disampaikan langsung Pak Surya Paloh ke Pak Jokowi waktu Selasa malam ketemu, sudah disampaikan," kata Budi Arie.
Budi mengatakan, saat itu Presiden Jokowi mengangguk-angguk saat mendengarkan usulan dari Surya Paloh itu.
Menurutnya, Jokowi mendengarkan semua usulan dari berbagai pihak. Namun, kata Budi, respons Presiden Jokowi itu tidak bisa diartikan sebagai setuju atas usulan Ganjar-Anies.
Pasalnya, menurut Budi, tidak ada pernyataan resmi dari Jokowi tentang usulan tersebut. "Ya namanya usulan kan oke aja. Artinya, belum pasti, belum tentu setuju dan belum tentu tidak setuju," ucap Budi.
Sementara, apakah Projo setuju dengan duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024?
Budi pun enggan menjawab gamblang. Ia hanya menyampaikan koalisi partai memainkan peran krusial pada Pilpres 2024.
Karena, tanpa dukungan partai, sulit bagi duet Ganjar-Anies untuk maju."Kalau usulan sih mantep juga itu (Ganjar-Anies), cuma permasalahannya partai lain dukung enggak?" ungkap Budi.
Budi juga menyinggung bahwa konstelasi Pilpres 2024 mendatang akan berbeda dengan Pilpres 2014 lalu. Dimana, menurutnya, Pilpres 2024 akan jauh lebih kompleks. Pasalnya, pada Pilpres 2014, koalisi partai bisa menentukan, lalu figur capres bisa menentukan dan figur cawapres bisa menentukan juga.
Namun, di Pilpres 2024 ini, ketiga komponen itu harus diracik sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan.
Baca juga: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Undang Gibran ke Hambalang, Janji Ajari Naik Kuda
Baca juga: Jerman Tegaskan Waktunya Melawan Ekonomi Rusia, Sanksi Harus Diperkuat Lagi
Baca juga: Unggah Meme Anies Baswedan, Ruhut Sitompul Dilapor Pemuda Papua, Tanggapi Santai, Tapi Minta Maaf
"Pada prinsipnya, kita sudah kalkulasi di 2024. 2024 ini lebih kompleks dibanding 2014. 2014 itu koalisi partainya menetukan, capresnya menentukan, cawapresnya menentukan jadi 2024 ini tiga komponen menjadi satu. Jadi tidak hanya figur, capresnya, tapi cawapresnya juga," ungkap Budi.