Mengenal Sosok Teuku Syahrul, Saudagar Aceh Pendiri Anteve yang Ikut Membidani Berdirinya Hipmi

Dari pernikahan itu lahir Teuku Riefky Harsya, Teuku Rafly Pasya, Cut Intan Fitra Syafira, Cut Modilla Natasya, dan Teuku Marvi Marsya.

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Kolase foto Teuku Syahrul Mudadalam dan kliping koran tentang pendirian Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). 

Teuku Syahrul merupakan seorang pebisnis yang belakangan terjun ke dunia politik.

Baca juga: Pegiat Kuliner Ini tak Permasalahkan Nasi Uduk Dendeng Babi, Tapi yang Dipersoalkan Catut Nama Aceh

Baca juga: Apeksi Sebut Penghapusan Honorer Bisa Timbulkan ‘Kiamat Kecil, Minta Pusat Hati-hati dan Cermat

Baca juga: Bagaimana Hukumnya Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal? Begini Penjelasan UAS

Dia adalah pemimpin di PT Mardex, sebuah pabrik marmer di Jawa Barat. Juga mendirikan HAS Muda Group bersama Datuk Hakim dan Agung Laksono.

Kegiatan usaha HAS Muda Group ini antara lain mendirikan Rajawali Taxi (Jakarta), Outdoorr Advertising, dan Oil & Gas.

Selain itu juga mendirikan keagenan peralatan penyiaran televisi (Philips, Marconi, Quantel, dll), serta mendirikan stasiun Televisi Anteve.

Teuku Syahrul juga pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Aceh, periode 1999-2004.

Teuku Syahrul Mudadalam (dua dari kiri) dan Agung Laksono bersama sang legenda promotor tinju dunia, Don King, 23 tahun lalu. Foto Instagram @teukuriefky
Teuku Syahrul Mudadalam (dua dari kiri) dan Agung Laksono bersama sang legenda promotor tinju dunia, Don King, 23 tahun lalu. Foto Instagram @teukuriefky (Serambinews.com)

Sejarah Hipmi

Hipmi sendiri didirikan pada 10 Juni 1972. Dikutip dari tribunnewswiki, pendirian organisasi ini dilandasi semangat sembilan orang pendiri yang berprofesi sebagai pengusaha.

Mereka bercita-cita menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita-cita menjadi pengusaha.

Pada saat itu, anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah.

Hal itu kemudian menyebabkan sebagian besar anak muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat,TNI/POLRI dan sebagainya.

Foto kliping koran tokoh pendiri Hipmi yang dipajang pada acara Perayaan 50 Tahun Hipmi di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jumat (10/6/2022).
Foto kliping koran tokoh pendiri Hipmi yang dipajang pada acara Perayaan 50 Tahun Hipmi di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jumat (10/6/2022). (Serambinews.com)

Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi pada 1998, Hipmi telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha, dengan tampilnya tokoh-tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional.

Keadaan itu kemudian dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat.

Pada Era Reformasi, terutama pascakrisis ekonomi, dituntut adanya perubahan visi dan misi organisasi.

Hipmi senantiasa adaptif dengan paradigma baru, yakni menjadikan usaha kecil menengah sebagai pilar utama dan lokomotif pembangunan ekonomi nasional.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved