Jurnalisme Warga
Menyantap Kepiting Raksasa di Aceh Singkil
INI, Man, kepiting besar yang saya ceritakan di perjalanan tadi,” ucap Yarmen Dinamika, Wartawan Harian Serambi Indonesia

Selain kepiting, Restoran Kiniko juga menyajikan gulai burung punai, satai lokan, dan ikan karang yang sudah pasti sangat segar.
Ikan-ikan yang disajikan belum terkena es batu seperti umumnya restoran besar di kota-kota besar.
Ikan-ikan di restoran itu ditangkap sekadarnya, disesuaikan dengan kebutuhan sajian restoran.
Inilah kelebihan Aceh Singkil.
Hal ini diakui oleh Camat Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.
Menurut Camat Pulau Banyak, Mukhlis, ikan-ikan karang dengan segala jenis yang ada di lautan Aceh Singkil bisa ditangkap dengan mudah.
Pada musim tertentu, ikan-ikan itu mencari makan hingga ke tepi pantai bahkan melompat ke darat.
Apa yang diutarakan oleh Camat Mukhlis ada benarnya.
Selain menikmati kepiting dan ikan karang di Restoran Kiniko, Anak Laut, saya dan teman-teman berkesempatan menikmati ikan karang goreng di Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil.
Ikan karang yang disajikan sungguh segar dan berisi.
Surga kuliner Setelah merasakan berbagai kelezatan makanan khas Aceh Singkil yang umumnya merupakan hasil laut setempat, saya mulai berpikir, jangan- jangan Aceh Singkil layak menjadi surga kuliner yang dapat memancing dan memantik pariwisata, lokal dan mancanegara.
Jika saja hal ini dapat dibenahi dan disosialisasikan kepada publik, tentu banyak turis yang akan datang ke Aceh Singkil, terutama ke Pulau Bayak.
Apalagi, keindahan alam Pulau Banyak memang sangat memikat.
Bening air lautnya nyaris seperti air sungai di pegunungan.
Dari jarak lima meter di tepi pantai, kita masih dapat melihat warna pasir di dasar laut tersebut.
Hal yang berbeda dengan kebanyakan laut di tempat lain.
Laut Pulau Banyak tidak keruh.
Bahkan, ketika ombak memecah di pesisir pantai, kita masih dapat melhat buih yang putih di antara beningnya air laut.
Padahal, biasanya ombak laut yang memecah di bibir pantai keruh karena pasir yang bergulung akibat pertemuan ombak datang dan ombak yang kembali ke tengah laut.
Hal inilah yang membedakan dengan laut di Pulau Banyak.
Pecahan ombak di bibir pantai sama sekali tidak menghadirkan air yang keruh, melainkan warna laut bertambah indah.
Tidak salah jika Ibu Gubernur Aceh mengatakan Pulau Banyak tamsil Raja Ampat kedua di Indonesia.
Kiranya peran Pemerintah Aceh, pemerintah kabupaten, dan para elite di Aceh sangat diperlukan dalam upaya memajukan objek wisata dan wisata kuliner Aceh Singkil.
Peran masyarakat Aceh, terutama netizen juga sangat dibutuhkan.
Dengan banyaknya netizen menunjukkan bukti kehebatan Pulau Banyak dan kelezatan kuliner Aceh Singkil, tentu harapan Bu Gubernur Aceh untuk melihat Pulau Banyak sebagai Raja Ampat kedua akan cepat tercapai.
Bayangkan saja, jika di Simeulu ada lobster raksasa, di Pulau Banyak ada kepiting raksasa dan burung punai, kenikmatan mana lagi yang akan didustakan dari perairan Aceh?
Baca juga: Budidaya Kepiting Bakau Binaan Baitul Mal Aceh di Simeulue Mulai Dipanen
Baca juga: Maknyusnya Martabak Kepiting Asal Pijay, Bermula dari Coba-coba Kini Jadi Kuliner Incaran Konsumen