Jurnalisme Warga
Bertualang Mencari Murid ke Barat Aceh
Kami sepuluh orang berangkat dari Pidie hari Selasa pagi, 24 Mei 2022, dan tiba kala senja di Kota Teuku Umar, Meulaboh, sebagai destinasi pertama

Sang anak dipanggil dan kami mewawancarainya.
Dia pun terpilih sebagai siswa kami tahun ini.
Dalam sehari kami sesat dua kali.
Rupanya ada dua desa bernama sama dan berada di dua kabupaten berbeda, ada di Nagan Raya dan satu lagi Cot Kumbang, di Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat.
Sayangnya, karena malu bertanya, kami sudah melintasi dua kabupaten itu dalam sehari demi mencari seorang siswa dan setelah kami temukan rumahnya, dia tak jadi pula bersekolah di Pidie.
Dari pengalaman kami tersesat itu, membuktikan bahwa Google Maps rupanya tidak menjamin kita tidak tersesat.
Beberapa kali kami “diprank” oleh aplikasi ini dan diarahkan ke jalan-jalan di dalam kebun sawit yang jarang dijelajahi manusia.
Makanya, sangat penting bila ke luar daerah kita harus aktif bertanya pada penduduk lokal, di mana lokasi gampong yang hendak dituju.
Kami juga bertemu dengan beberapa kepala desa, mantan siswa, dan teman-teman di sini.
Ada teman yang mengelola panti asuhan dan alhamdulillah dari SOS Children Village kami mendapatkan tiga siswa yang mau bersekolah di Sukma Bangsa Pidie.
Ada 65 siswa yang harus kami temukan dan wawancarai untuk memenuhi kuota beasiswa penuh untuk tingkat SLTA ini.
Mereka nanti akan bersekolah di SMA Sukma Bangsa Pidie dan diasramakan.
Sampai reportase ini ditulis, kami sudah mendapatkan 50 siswa dari empat kabupaten, yaitu Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Barat, dan Aceh Jaya.
Tidak semua rumah calon siswa yang kami datangi setuju untuk sekolah di Sekolah Sukma Bangsa Pidie.
Beberapa orang tua keberatan karena gampong mereka jauh sekali dengan Pidie.