Kupi Beungoh
Kemarau Basah, Surya Paloh, dan Pejabat Gubernur (II) – Ibarat Menangani Pasien Koma
Sangat penting untuk diingat adalah pejabat kali ini tidak sama dengan penjabat gubernur yang pernah ada dalam sejarah pemerintah Aceh.
Prestasi bagi sang pejabat gubernur harus dimulai dengan menunjukkan tanda-tanda awal akan ada “kemarau basah”, dilanjutkan dengan kemarau basah.
Jika saja terjadi hujan setelah itu, apalagi lebih awal dari yang diprediksi itu adalah prestasi yang luar biasa.
Jika analoginya pasien ICCU, dalam waktu relatif pendek pindah ke ruangan rawat inap itu adalah prestasi awal sang dokter, konon lagi bila sang pasien keluar dari rumah sakit dan hanya menjalani status “rawat jalan.”
Akhirnya untuk mengurus Aceh hari ini bagi pejabat gubernur yang akan dilantik, hanya memerlukan dua modal utama, pertama “hati nurani”, dan kedua “nyali” yang kuat untuk menjaga nurani yang bersih.
Kedua hal itu akhir-akhir telah menjadi barang langka, karena kalau kedua hal itu ada tak perlu ribut-ribut dengan SILPA, laporan tahunan statistik tentang kemiskinan, dan bahkan mungkin seorang Surya Paloh tak perlu mengumumkan “aib” nasional itu.
*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel Kupi Beungoh Lainnya di SINI