Indonesia Masuk Daftar 15 Negara Berpotensi Resesi, Menkeu: Ekonomi RI Masih Kuat Tapi Tetap Waspada

Konflik Rusia dan Ukraina telah meningkatkan kekhawatiran atas pasokan makanan dan energi serta mendorong risiko ketidakstabilan sosial.

(KOMPAS.COM/MUTIA FAUZIA)
Menkeu RI, Sri Mulyani. 

Terpisah, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah akan tetap waspada dengan adanya potensi resesi ekonomi Indonesia. Lantaran, kenaikan inflasi masih menjadi ancaman bagi Indonesia dan negara lainnya.

Baca juga: FKUB Aceh Tamiang Sepakat Tingkatkan Peran dan Fungsi untuk Jaga Kerukunan Umat

Baca juga: Anggota Bawaslu Ragukan Keamanan Kotak Suara untuk Pemilu 2024 karena Berbahan Kardus

Baca juga: Utang RI Tembus Rp 7.000 T, Apa yang Akan Dilakukan Sri Mulyani Agar Tak Bangkrut Seperti Sri Lanka?

Kendati demikian Menkeu meyakini kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih kuat dalam menghadapi guncangan global.

"Dalam 2 tahun ini kita diguncang berbagai hal, pandemi Covid-19, inflasi, disrupsi pasokan global, dan perang. Kita sudah belajar dari krisis lalu, semuanya memperkuat fondasi, sekarang kita jauh lebih prudent, resiliensinya lebih bagus," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Sofitel Nusa Dua, Bali.

Kata Menkeu, keadaan ekonomi dalam negeri cukup terjaga dengan baik ditandai dengan neraca pembayaran dan APBN yang baik. Tidak hanya itu korporasi dan konsumsi rumah tangga juga dalam kondisi yang baik.

"Kita relatif dalam situasi yang tadi disebutkan (survei Bloomberg) bahwa risikonya 3 persen dibandingkan negara lain yang berpotensi mengalami resesi," ujar Menkeu.

Menkeu mengatakan isu resesi masuk dalam pembahasan finance track yang mencakup perkembangan ekonomi global dan dinamika yang menyelimuti pemulihan, mulai naiknya harga energi, pangan, hingga risiko stagflasi.

"Agenda pertama akan sangat penting, isu aktual, yaitu perkembangan perekonomian global. Faktor-faktor kontribusi kinerja ekonomi global, baik IMF dan World Bank, OECD, kemungkinan revisi ke bawah, inflasi, harga pangan, harga energi, geopolitik, kita akan membahasnya semua di exit policy,"ujarnya.

Diketahui saat ini kondisi inflasi Indonesia berada pada kisaran 0,61 % (mtm) dan 4,35 % (yoy). Inflasi inti masih sebesar 2,63 % (yoy).(Tribun Network/bloomberg/far/kps/ktn/wly)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved