Sosok

Kisah Jusuf Hamka, Bos Tol Senilai Rp 15,5 Triliun, Dulu Pernah Ngasong dan Ingin Jadi Tukang Parkir

Kisah Jusuf Hamka, bercita-cita jadi tukang parkir, pernah ngasong hingga nyopir, kini jadi bos jalan tol dengan aset Rp 15,5 triliun.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Ansari Hasyim
YouTube Fitra Eri
Kisah Jusuf Hamka, bercita-cita jadi tukang parkir, pernah ngasong hingga nyopir, kini jadi bos jalan tol dengan aset Rp 15,5 triliun. 

Padahal Jusuf Hamka tidak mengajukan kredit karena perusahaannya sedang dalam kondisi sehat-sehat semua.

Meski demikian, ada bank syariah dan salah satu BUMN yang percaya padanya.

"Sudah dicek tidak pernah blacklist, dan ketika ribut-ribut dengan bank syariah beberapa waktu lalu, itu bukan salah bapak," ujarnya menirukan pihak bank.

Ia dipinjami kredit sebesar Rp 1,95 triliun, namun baru dipakai sekitar Rp 500 miliar.

Sudah dua pekan berjalan, namun masih ditahannya pelan-pelan karena besarnya bayaran bunga kredit lebih baik digunakan untuk sedekah.

"Dulu saya setiap teken bayar bunga, satu bulan itu kurang lebih Rp 30 miliar. Saya berasa eh, berapa RRS (Rumah Sangat Sederhana) yang bisa saya bikin untuk umat, untuk warga dari bunga ini," ungkapnya.

"Makanya mending kalau saya ada duit, saya bayarin aja (tanpa kredit)," tambahnya.

Dalam Islam, kata Jusuf Hamka, bila tidak bayar utang berarti zalim.

Dan kalau sudah begitu, orang lain tidak akan percaya lagi padanya.

Jusuf Hamka selalu menyampaikan kepada anak-anaknya, kalau sudah tidak bisa bayar utang tolong jangan menghilang.

Kemudian bila ada barang kesayangan, apa pun itu, lebih baik dijual untuk selesaikan utang dulu.

Bila utang sudah terlunasi, baru kemudian mulai mencari kembali pelan-pelan dan jangan pernah mengedepankan gengsi.

Ia juga takut akan azab akhirat karena dalam Islam, tidak diterimanya seseorang bila belum bayar utang.

Maka dari itu ia perintahkan para anak buahnya untuk membayar utang.

Ia membayar utang terakhir lebih kurang Rp 4,5 triliun, langsung dilunasi semuanya.

"Satu ada kemampuan, kedua takut mati (belum bayar utang). Kalau mati kan gak bisa masuk surga, neraka aja kagak dibolehin katanya (tidak mendapat tempat di akhirat)," ucap Jusuf Hamka.

Baca juga: Kisah Sukses Siboen, Penghasilan dari Youtube Rp 150 Juta per Bulan

Bahagia Menurut Jusuf Hamka

Saat ini ia sudah memiliki bisnis jalan tol yang panjangnya sekitar 400-500 Km.

Ia juga sudah membangun lima masjid unik dengan nuansa Tionghoa.

Sengaja dibuat begitu agar masjid yang dibangunnya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga tempat wisata religi.

Menurut Jusuf Hamka, saat ini gaya masjid timur tengah sudah banyak.

Namun untuk masjid berornamenkan Tionghoa masih sedikit, dan membuat orang-orang tertarik serta penasaran karena keunikannya.

Hal itu pula yang kemudian menjadi berkah bagi masyarakat sekitar masjid yang dibangunannya, karena harga tanah di sana menjadi mahal.

Konsep masjid Tionghoa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan religi.

Masyarakat setempat ikut mendapat berkah karena semakin banyak orang bisa berinteraksi serta menjual makanan dan cinderamata di sana.

Saat ditanya tentang makna bahagia, menurut Jusuf Hamka kekayaan itu adalah kebahagiaan.

Karena dengan kaya, seseorang bisa lebih banyak berbagi.

Sedekah menurutnya ternyata dapat membuat seseorang menjadi bahagia.

Meski demikian, kebahagian itu pun punya tingkatan yang berbeda-beda menurut Jusuf Hamka.

Kebahagian tingkat lima atau tingkatan paling bawah yakni, bila seseorang menghendaki sesuatu, lalu keinginannya itu tercapai atau Allah kabulkan, itu kebahagiaan.

Kebahagiaan tingkat empat yakni, apabila melihat orang susah, hatinya juga ikut susah dan selalu berusaha membahagiakan orang lain.

Kebahagiaan tingkat tiga yakni, bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Termasuk menyumbangkan tenaga, berbagi ilmu dan nasihat yang bermanfaat.

Kebahagiaan tingkat dua yakni disayangi masyarakat, semua menaruh hormat dan tidak berpaling muka saat seseorang berada di sekitar mereka.

Kebahagian tingkat satu atau hirarki tertinggi yakni ketika seseorang mencintai Tuhan dan Tuhan pun mencintainya.

"Kalau God love kita, gak usah dari kekayaan. Dia tidak kasih kita sakit, semua badan kita sehat. Makan tidak ada pantangan. Itu adalah kebahagian tertinggi," pungkasnya.

Demikian kisah Jusuf Hamka, pria asal Samarinda yang bercita-cita jadi tukang parkir, pernah ngasong hingga nyopir, kini jadi bos jalan tol dengan aset senilai Rp 15,5 triliun.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved