Berita Ekonomi dan Bisnis

Solid! Perekonomian Indonesia Tumbuh 5,04 Persen di Triwulan III

Perekonomian Indonesia tumbuh solid 5,04% YoY pada triwulan III 2025, dengan sektor manufaktur tetap ekspansif.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
ASESMEN JASA KEUANGAN - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae saat konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK terkait hasil rapat Dewan Komisioner OJK bulanan Oktober 2025 secara daring, di Kantor OJK Aceh, Banda Aceh, Jumat (7/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Perekonomian Indonesia tumbuh solid 5,04 persen YoY pada triwulan III 2025, dengan sektor manufaktur tetap ekspansif.
  • OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga, meski permintaan domestik masih perlu dukungan.
  • Global ekonomi melambat, namun IMF optimis; sementara AS, Tiongkok, dan Eropa hadapi tantangan masing-masing.

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Sara Masroni | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyebutkan, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan pada triwulan III dan indeks PMI atau kesehatan sektor manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi.

“Perekonomian Indonesia terpantau solid dengan ekonomi triwulan III tumbuh 5,04 persen Year of Year (YoY),” kata Mahendra didampingi Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, beserta pejabat OJK lainnya, dan stakeholders, saat konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK terkait hasil rapat Dewan Komisioner bulanan Oktober 2025 secara daring, di Kantor OJK Aceh, Banda Aceh, Jumat (7/11/2025).

Dalam rapat itu, Dewan Komisioner OJK menilai, stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga. 

“Perlu dicermati perkembangan permintaan domestik yang masih memerlukan dukungan lebih lanjut seiring dengan moderasi inflasi inti, tingkat kepercayaan konsumen, serta tingkat penjualan ritel, semen, dan kendaraan,” urai Mahendra.

Di sisi lain, papar dia, indikator kinerja perekonomian global menunjukkan perlambatan aktivitas ekonomi di berbagai kawasan. 

Meski demikian, IMF pada World Economic Outlook Oktober 2025, merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan global seiring dengan tercapainya kesepakatan perdagangan dan kebijakan moneter global yang lebih akomodatif.

Baca juga: Ketua PW Syarikat Islam Aceh Tekankan Pentingnya Perjuangan Melalui Dakwah Ekonomi​

Di Amerika Serikat, kinerja perekonomian masih cenderung melemah dengan pasar tenaga kerja yang mulai tertekan, berlanjutnya government shutdown, serta default beberapa perusahaan yang menjadi perhatian pasar. 

Di sisi lain, The Fed dinilai akan lebih akomodatif dengan menurunkan suku bunga kebijakan serta pasar masih mengekspektasikan penurunan suku bunga lanjutan di Desember 2025.

Di Tiongkok, beberapa indikator utama di sisi permintaan tercatat di bawah ekspektasi pasar. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan III-2025 melambat, dengan konsumsi rumah tangga yang masih tertahan, mengindikasikan masih lemahnya konsumsi domestik. 

Penjualan ritel dan aktivitas di sektor properti juga mencatatkan perlambatan.

Di kawasan Eropa, indikator perekonomian, baik dari sisi demand maupun supply terpantau stagnan. 

Baca juga: Utang Luar Negeri: Bumerang atau Bahan Bakar Pertumbuhan Ekonomi 

“Risiko kawasan juga mengalami peningkatan seiring dengan gejolak di pasar keuangan Perancis yang dipicu oleh instabilitas politik dan penurunan peringkat utang yang didorong pemburukan kondisi fiskal,” pungkasnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved