Kupi Beungoh

Erli Wadi: Pejuang Nelayan Aceh yang tak Lulus SD

Ketahuilah bahwa sejak dua tahun terakhir, ia telah berhasil menghadirkan wajah ceria para nelayan Aceh di Lampulo, Banda Aceh.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Pengusaha ekspor ikan asal Aceh Timur, Erli Wadi (kiri) bersama Teuku Zulkhairi (kanan), di tempat usaha Erli Wadi, di Lampulo, Banda Aceh, Senin, 25 Juli 2022. 

Kadangkala ia mengaku heran mengapa sebelumnya harga ikan hasil tangkapan nelayan ini dulu dibeli dengan harga murah.

Sebab, pada faktanya, meskipun Erli Wadi membeli ikan nelayan dengan harga yang menyenangkan nelayan, seperti disebut di atas, tapi Erli Wadi mengaku tetap memperoleh keuntungan.

Bahkan, dari bisnis ikan ini, tahun lalu Erli Wadi bisa menyetor PAD (Pendapat Asli Daerah) ke Pemerintah Aceh mencapai Rp 1 Miliar.

Jadi bukan saja Bang Erli ini telah membantu nelayan, tapi juga ikut membantu pemerintah juga.

Selain itu, Erli juga mempekerjakan mencapai 300 karyawan di kedua usaha pembekuan dan ekspor ikan nelayan ini, yakni di Lampulo Banda Aceh dan di Idi Rayeuk, Aceh Timur.

Sebelumnya sosok Erli Wadi ini dikenalkan kepada saya oleh Teungku Jamaika, mantan kombatan GAM yang hari ini aktif membudidayakan tirom.

Lalu, dalam suatu program “Aceh Bicara” di TVRI kerjasama TVRI dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh, Teungku Jamaika membawa Erli Wadi dan menceritakan perjuangan beliau selama ini.

Tidak menunggu waktu lama, Jumat lalu kami langsung ke lokasi, Lampulo ke gedung tempat pembekuan ikan milik Pemerintah Aceh yang kini dikelola Erli Wadi.

Sekedar catatan, selain di Lampulo, Erli Wadi juga eksis mengelola bisnis ekpor ikan nelayan ini di Idi Rayeuk Aceh Timur.

Baca juga: Ini Identitas Nelayan Aceh Timur Ditangkap di Thailand, Haji Uma Koordinasi Dengan Konsulat Songkhla

Baca juga: Perputaran Uang di PPS Lampulo Capai Rp 3 Milliar/Hari, Lelang Ikan Minggu Keempat Juni Naik

Jadi ceritanya begini...

Sukses mengelola bisnis ekspor ikan di Idi Aceh Timur, lalu kawan-kawannya mengajaknya ke Lampulo membantu dan memuliakan para nelayan di Lampulo yang mengalami nasib kurang beruntung, karena ikannya dibeli dengan harga murah oleh toke-toke keturunan Tionghoa.

“Saya tiba-tiba di suatu malam selesai shalat terfikirkan untuk datang ke Lampulo. Seperti digerakkan oleh Allah untuk datang ke sini,” ujar Erli Wadi menceritakan kisah dua lalu saat ia datang ke Lampulo.

Setibanya di Lampulo, Erli Wadi melihat gedung Integrated Cold Storage (ICS) atau Gudang Beku Terintegrasi (gedung pembekuan ikan) milik Pemerintah Aceh yang tidak terurus.

Rumput-rumput hampir menutupi areal bangun hingga ukuran pinggang orang dewasa.

Selain itu, di dalam gedung ini juga ditemukan bangkai-bangkai meuruwa (biawak), yang menunjukkan betapa tidak terurusnya bangunan penting tempat pembekuan ikan ini.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved