Berita Pidie

Bendungan Irigasi di Titeu Pidie Hancur Diterjang Banjir, Warga 4 Gampong tak Bisa Tanam Padi

"Bendungan irigasi di Gampong Mesjid Tueng Pudeng hancur diterjang banjir pada Januari 2022," kata Camat Titeu, Fakhruddin, SSos.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Bendungan irigasi di Gampong Mesjid Tueng Pudeng, Kecamatan Titeu, Pidie hancur akibat diterjang banjir pada Januari 2022 lalu, namun belum diperbaiki hingga saat ini. 

Laporan Muhammad Nazar | Pidie

SERAMBIBEWS.COM, SIGLI - Bendungan irigasi di Gampong Mesjid Tueng Pudeng, Kecamatan Titeu, Pidie hancur akibat diterjang banjir. 

Rusaknya sarana pertanian itu menyebabkan ratusan hektare sawah di sembilan gampong tidak bisa tanam padi.

"Bendungan irigasi di Gampong Mesjid Tueng Pudeng hancur diterjang banjir pada Januari 2022," kata Camat Titeu, Fakhruddin, SSos kepada Serambinews.com Kamis (4/8/2022).

Menurutnya, rusaknya bendungan irigasi dari kawat bronjong itu menyebabkan sekitar 450 hektare sawah tersebar di empat gampong di Kecamatan Titeu meliputi Pulo Raya, Pante Siren, Uke, dan Pante Kulu, tidak bisa ditanam padi. 

Begitu juga sekitar 450 hektare sawah di Kecamatan Sakti, meliputi Gampong Muroeng Coet, Murong Lhoek,  Blang Coet, dan Coet Cantek, mengalami kekurangan air.

"Petani di dua kecamatan tidak bisa bercocok tanam padi. Sebab, air di saluran irigasi tidak bisa dibendung untuk dialirkan ke saluran skunder untuk disuplai ke areal persawahan," jelasnya.

Baca juga: Pemerintah Coret Bendungan Tiro dari Daftar Proyek Strategis Nasional, Ini Alasannya

Menurut Camat Titeu, bendungan irigasi itu yang hancur diterjang banjir sudah pernah dilaporkan secara tertulis ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie

Bahkan, saat dimasukkan ke BPBD Pidie, telah ada disposisi Bupati. Anehnya, sampai kini belum adanya realisasi.

"Petani telah menyampaikan kepada keuchik agar mendesak pemerintah memperbaiki bendungan irigasi hancur tersebut,” tukas dia.

“Saya rasa dalam APBK Perubahan 2022, bisa dianggarkan dana untuk penanganan infrasruktur itu," jelasnya.

Lanjut Fakhruddin, penanganan irigasi teknis itu hanya bisa digunakan dengan pemasangan kawat bronjong.

Sehingga tidak menguras dana lebih banyak dalam menindaklanjuti bendungan teknis tersebut. 

Baca juga: Petani di Pidie Kecewa Bendungan Tiro Dicoret, Andalkan Bendungan Rukoh

Warga sangat resah dengan kondisi bendungan irigasi yang telah tujuh bulan rusak itu, namun belum ditangani. 

"Seharusnya, saat itu BPBD Pidie cepat-cepat menanganinya,” urai dia.

“Sebab, sarana itu hancur akibat banjir dan bisa ditangani dengan dana tanggap darurat atau belanja tidak terduga (BTT),” paparnya. 

“Tapi, kita sayangkan BPBD malah kurang merespon. Kita khawatir petani berdemo ke kabupaten akibat air tidak bisa dialiri ke sawah," pungkas Camat Fakhruddin.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved