Opini
Menanti Aksi Prof Mujib “Melangitkan” UIN Ar-Raniry
Pelantikan yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama RI di Jakarta ini dihadiri sejumlah akademisi UIN Ar- Raniry, elite politik
Begitu juga sebaliknya.
Oleh sebab itu, ketika kita berbicara tentang citacita membangun peradaban Aceh, maka kita harus fokus menyehatkan jantong hatee masyarakat Aceh ini.
Cita-cita itu harus diawali dari lembaga pendidikan atau perguruan tinggi tempat dimana kaum intelektualnya diproduksi.
Saya kira itulah yang menjadi dasar cita-cita Prof.Mujib mengembalikan UIN Ar-Raniry ke khittah Darussalam.
Sebuah cita-cita yang teramat mulia tentu saja.
Di tulisan ini kita tidak akan berbicara tentang bagaimana membawa UIN Ar-Raniry menjadi go internasional, menjadi akreditasi unggul atau sebagainya.
Itu bukan bagian saya dan sudah orang yang akan menulis perihal ini.
Sebagaimana di judul tulisan, kita menanti aksi Prof Mujib “melangitkan” UIN Ar-Raniry.
Implementasi dari visi, citacita dan tekad Prof Mujib di atas sesungguhnya kita yakini akan bisa memajukan atau kita istilahkan “melangitkan” UIN Ar-Raniry.
“Melangitkan” juga bermakna adanya tendensi ilahiyah dalam kerja-kerja memajukan UIN Ar-Raniry.
Di salah satu grup Forum Diskusi Dosen UIN Ar- Raniry (Forduna), saya mengatakan terlalu kecil apabila cita-cita kita hanya membawa UIN Ar-Raniry “Go Internasional”.
Akan tetapi sesungguhnya kita juga mengimpikan UIN Ar-Raniry yang “Go Langit”.
Kita mengimpikan UIN Ar-Raniry bukan hanya maju di dunia ini, tapi juga mulia di akhirat sekaligus.
Jadi dua dimensi sekaligus harus dapat.
Kemuliaan UIN Ar-Raniry ini akan terwujud dengan menjadi yang terdepan dalam menunjukkan keteladanan Islam.