Opini
Menanti Aksi Prof Mujib “Melangitkan” UIN Ar-Raniry
Pelantikan yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama RI di Jakarta ini dihadiri sejumlah akademisi UIN Ar- Raniry, elite politik
Mereka berkuasa hanya untuk sekedar menjadi orang yang ditinggikan di depan manusia lainnya.
Padahal kekuasaan itu diberikan sebagai sarana untuk melayani rakyatnya.
Inilah di antara wajah kita secara umum saat ini yang kemudian membawa Aceh jatuh dalam kenestapaan panjangnya.
Kita mengalami kondisi “lost akhlak” dan dimana ini adalah tantangan serius dalam upaya membangun kembali peradaban Aceh.
Sementara itu, pada saat yang sama, kita juga menyaksikan keadaan generasi muda kita yang kian jauh dari harapan Islam.
Mereka menjadi generasi yang lalai dengan tanggung jawab masa depannya.
Bahkan celakanya, mereka juga dihantam dengan serbuan obat-obat terlarang, kecanduan game dan judi online serta lalai dari mengerjakan shalat.
Maka disini patutlah kita merenungkan ungkapan seorang pujangga Islam, Syauqi Bey, ia mengatakan, “Sebuah bangsa sangat tergantung pada akhlaknya.
Jika rusak akhlaknya maka hancurlah bangsa tersebut”.
Pada titik ini, UIN Ar-Raniry di bawah Prof Mujib sesungguhnya harus betul-betul fokus pada mendidik manusia, baik mahasiswa maupun masyarakatnya.
Dan mahasiswa yang dididik UIN Ar-Raniry harus betul-betul menjadi teladan bagi bangsa Aceh.
“Kabinet” baru UIN Ar-Raniry di bawah Prof Mujib nantinya harus menggunakan kekuasaan untuk melayani mahasiswa dan siapa pun lainnya.
Ingat bahwa kekuasaan itu betul-betul hanya sementara dan Allah selalu menggilirkannya di antara manusia.
Kekuasaan itu betul-betul harus menjadi sarana untuk pengabdian.
Kita berharap Prof Mujib dan kabinetnya nantinya harus betul-betul serius “membawa mahasiswa ke masjid” dan membangun akhlaknya.
Generasi muda kita bukan hanya butuh ilmu, tapi paling penting adalah keteladanan/ akhlak.
Kita melihat fakta bahwa generasi muda kita saat ini kian jauh dari masjid.
Dari survei kecil-kecilan yang kami lakukan, masih sangat banyak mahasiswa yang tidak shalat, atau shalat tapi masih bolong.
Sesungguhnya ini persoalan yang sangat krusial yang kita hadapi.
UIN Ar-Raniry barangkali tidak akan bisa menyelesaikan segudang persoalan yang melilit Aceh hari ini, tapi jika mau, maka insya Allah kita bisa menyiapkan generasi terbaik sebagai jawaban bagi bangsa ini.
Insya Allah.
Baca juga: Dua Rektor Bertemu, USK dan UIN Ar-Raniry Siap Adakan Kegiatan Secara Bersama
Baca juga: Hari Pertama Kerja, Rektor UIN Baru Diantar ke Meja Kerja oleh Rektor Lama