Kupi Beungoh
Pidie “Tersesat” di Paya Lumpat Aceh Barat
Paya Lumpat letaknya agak di pedalaman Samatiga, kira-kira 7 km dari jalan nasional Banda Aceh – Meulaboh.
Walau terletak agak di pedalaman, seorang perempuan setempat melihat adanya peluang membuka warung kopi dan mie.
Warung Mie Cek Bi termasuk terkenal di Paya Lumpat. Cita rasa makanan dan minumannya tak kalah dibanding hidangan mie dan kopi di café-cefe di kota.
“Saya berasal dari keturunan Pidie,” kata perempuan pedagang mie tersebut sambil tangannya mengaduk mie pesanan kami.
Bagi warga memiliki darah gigeh selalu ada celah dalam berusaha. Agaknya semangat gigih ini mereka wariskan dari nenek moyang dari Pidie. Orang Pidie dikenal gemar merantau dan berdagang.
Kelebihan khusus yang dimiliki warga Paya Lumpat adalah selain gigeh, mereka juga sangat peduli akan pendidikan.
Mereka rata-rata menyekolahkan anak-anak hingga ke jenjang Perguruan Tinggi. Mereka percaya, pendidikan adalah pemutus mata rantai kemiskinan dan kebodohan.
Bagi desa-desa di Aceh yang masih terdapat warga pesimis dan tidak gigeh, layak dilakukan kunjungan observasi ke Gampong Paya Lumpat Kecamatan Samatiga.
Selanjutnya, bagi Pemda Pidie layak mendirikan monumen persahabatan dua kabupaten di Gampong Paya Lumpat sehingga mereka tidak dianggap sebagai warga Pidie yang “tersesat” ke Aceh Barat. Semoga! *
PENULIS Suandi dan Hasan Basri M. Nur adalah alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, email:
hasanbasrimnur@gmail.com dan wandidian01@gmail.com
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel Kupi Beungoh Lainnya di SINI