Kupi Beungoh

Aceh dan Kepemimpinan Militer (VI) - Sultan Al Mukammil, "Repertoar Raja Boneka”

Saya abai membaca habis tentang seorang Sultan yang cukup fenomenal, yang sangat berperan dalam membangun angkatan laut kerajaan Aceh Darussalam.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Ahmad Humam Hamid, Sosiolog, Guru Besar Universitas Syiah Kuala. 

Augustin de Beaulieu (1589–1637), seorang jenderal Prancis yang berkunjung ke Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda menulis, berkali-kali terjadi pertemuan para orang kaya itu, namun tetap saja tidak tercapai sebuah kesepakatan final.

Karena ada beberapa orang yang berkeinginan menjadi raja, tapi tidak ada yang lebih antara satu dengan yang lainnya.

Praktis tidak ada dukungan yang kuat untuk seseorang, sehingga pemilihan itu tidak menghasilkan raja baru Kerajaan Aceh Darussalam.

Di tengah kebuntuan itu, para orang kaya bertemu dengan qadhi kerajaan-Beaulieu menyebutnya Uskup, dan sang qadhi mengusulkan jalan tengah.

Diusulkan, mencari orang kaya lain yang tidak ikut dalam “komplotan” pemilihan raja baru itu.

Ia mengajukan seorang yang sudah tua, dari keluarga terhormat, mempunyai reputasi baik dan terpandang, sangat bijaksana, dan secara apapun dia lebih dari individu-individu kelompok orang kaya itu.

Semua setuju dengan usul qadhi untuk memilih dan menerima Alaidin Riayatsyah.

Para orang kaya itu mendatangi dan meminta Alaidin untuk menjadi raja, namun sang orang tua berterimakasih sekaligus menolak halus ajakan itu.

Alaidin menerangkan bahwa ia ingin memutuskan kehidupan duniawi dengan dirinya, dan ia ingin dalam ketenangan.

Para orang kaya terus menerus mendesaknya, dan bahkan mulai mengancam untuk membunuhnya jika ia tetap menolak.

Para orang kaya terus mendesak Alaidin, karena mereka sangat yakin “si tua” gampang diatur dan diperintah.

Akhirnya menurut cerita, para orang kaya ditemani oleh qadhi kerajaan membawa mahkota dan pedang.

Kini alasannya yang sangat kuat, ancaman perpecahan masa depan kerajaan Aceh Darussalam.

Alaidin hanya punya dua pilihan, menerima mahkota atau dibunuh.

Akhirnya Alaidin sangat terpaksa, dan ia menerima kepercayaan menjadi raja kerajaan Aceh Darussalam yang ke 10.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved