Pilpres 2024
Ernest Prakasa Nilai Momen Deklarasi Anies Baswedan Tidak Tepat : Kita Lagi Berduka!
Ernest Prakasa menyebut, dirinya tidak mempermasalahkan partai Nasdem mau mengusung sosok siapa dalam kontestasi pemilihan presiden 2024.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Ernest Prakasa Nilai Momen Deklarasi Anies Baswedan Tidak Tepat : Kita Lagi Berduka!
SERAMBINEWS.COM – Komika dan Sutradara, Ernest Prakasa turut mengomentari momen Partai Nasdem yang hari ini, Senin (3/10/2022) mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal Calon Presiden 2024.
Partai Nasdem resmi mengusung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menyebut, Anies Baswedan merupakan tokoh yang sejauh ini dipandang terbaik oleh partainya.
"Pilihan capres Nasdem adalah yang terbaik daripada yang terbaik. Inilah akhir Nasdem memberikan seorang sosok Anies Baswedan," ujarnya Senin (3/10/2022) di Nasdem Tower, Jakarta.
Baca juga: Surya Paloh Bilang Begini Ketika Nama Anies Baswedan Disinggung dalam Lingkaran Kasus KPK
Momen deklarasi Anies Basewdan sebagai bakal Capres 2024 mendapat sorotan dari Ernest Prakasa.
Ia menilai, saat ini bukan waktu yang tepat untuk bangsa Indonesia bereforia terkait pemilihan Anies Baswedan yang maju sebagai bakal capres 2024.
Sebab, menurut dia, bangsa Indonesia sedang berduka dengan Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang merenggut ratusan nyawa.
Bahkan, tragedi tersebut menjadi peristiwa mematikan kedua terbesar di dunia dalam olahraga sepak bola.
Ernest Prakasa menyebut, dirinya tidak mempermasalahkan partai Nasdem mau mengusung sosok siapa dalam kontestasi pemilihan presiden 2024 mendatang.
“Gw ga masalah sih Nasdem mau dukung capres mana, bodo amat. Tapi apa iya deklarasinya gak bisa ditunda dikit? Kita lagi berduka, hampir 200 orang meninggal lho ini,” tulis Ernest di akun Twitter-nya.
Baca juga: Nasdem Usung Anies Baswedan Sebagai Capres 2024, Bagaimana dengan PKS? Ini Kata Mardani Ali Sera
455 Korban, 125 Meninggal
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memberikan data terbaru jumlah korban akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang terjadi Sabtu (1/10/2022) malam.
Berdasarkan data dari Tim Kedokteran Polisi (Dokpol), total ada 455 korban yang meninggal dunia dan luka-luka.
“Jumlah korban 455 orang,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Senin (3/10/2022), dikutip dari Kompas.com.
Dedi menyebutkan, dari data tersebut ada sebanyak 125 korban meninggal dunia.
Kemudian, puluhan orang luka berat dan ratusan luka ringan.
Baca juga: Diusung Nasdem Jadi Capres 2024, Anies Baswedan: Bismilah Siap Jalankan, Insya Allah Bisa Tercapai
“Dokpol update data korban korban meninggal dunia 125 orang, korban luka berat 21 orang, dan korban luka ringan 304 orang,” kata Dedi.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang juga merilis jumlah korban meninggal ada sebanyak 125 jiwa.
Korban-korban itu berasal Kabupaten Malang sebanyak 69 korban; Kota Malang 29 korban; Kota Batu 1 korban; Blitar 6 orang; dan Magetan 1 orang.
Kemudian, berasal dari Gresik 1 orang; Pasuruan 5 orang; Probolinggo 3 orang; Trenggalek 1 orang; Tulungagung 8 orang; dan tidak teridentifikasi 1 orang.
"Jenazah korban sudah kami antar ke rumah duka masing-masing untuk disemayamkan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Wiyanto Wijoyo melalui pesan singkat, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Anies Baswedan Capres 2024 dari Partai Nasdem, Survei: Elektabilitas Ganjar dan Prabowo Tertinggi
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di stadion Kanjuruhan usai Arema FC mengalami kekalahan saat bertanding melawan Persebaya Surabaya dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu (1/10/2022).
Kerusuhan itu tidak terelakkan saat Aremania turun ke lapangan, untuk menyampaikan protes.
Berusaha mengendalikan situasi, jajaran pengamanan menembaki gas air mata ke beberapa arah kerumunan suporter, bahkan ke beberapa tribun yang masih banyak suporter Aremania.
Kondisi akhirnya menjadi semakin mencekam karena banyak suporter yang terinjak-injak hingga sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan ke tribun stadion. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)